Liburan Sambil Belajar Itu Menyenangkan
Liburan Sambil Belajar Itu Menyenangkan
Karya : Tegar Wibisono
Saat liburan semester kemarin Ariel dan keluarganya
sepakat untuk berlibur ke Kota Semarang. Mereka sekeluarga telah mempersiapkan
semua kebutuhan yang akan mereka bawa nantinya jauh jauh hari. Setelah
menentukan waktu yang pas kapan mereka akan berangkat untuk berlibur, akhirnya
mereka sekeluarga sepakat berangkat saat ini juga. Saat di perjalanan mereka
sekeluarga masih berdiskusi kemana tujuan mereka nantinya.
Sejujurnya Ariel sudah memikirkan kemana nanti
tujuan mereka ketika tiba di Semarang. Ia sangat ingin mengajak keluarganya
mengunjungi salah satu monumen bersejarah yang ada di sana. Salah satunya yaitu
Monumen Lawang Sewu. Menurutnya Lawang Sewu sangatlah istimewa buat dirinya
sendiri secara, ia sejak kecil selalu mendengarkan kumpulan sejarah sejarah
bangunan/monumen bersejarah dari berbagai negara salah satunya yaitu Monumen
Lawang Sewu tetapi untuk mengunjungi tempat tempat itu sangatlah sulit karna
keterbatasan waktu yang ia miliki bersama keluarganya. Dari dahulu kakeknya
sering bercerita tentang bangunan bangunan bersejarah dan karna hal itu Ariel
sangat menyukai sejarah.
“Ayah Ibu
ayo kita pergi ke Monumen Lawang Sewu, Aku ingin kesana deh.” Pinta Ariel
kepada Ayahnya.
“Eum boleh
juga tuh ide kamu Riel, selain berlibur kita juga bisa belajar.” Jawab Ariel
menyetujui permintaan anaknya.
“Yasudah yah
kita pergi ke Lawang Sewu saja yuk, sepertinya seru juga. Kita bisa belajar
juga disana apalagi belajar sejarah Bangun bersejarah di Indonesia pasti seru
tuh yah.” Sahut Ibu juga menyetujui.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan
mereka sekeluarga pun akhirnya sampai di tujuan mereka yaitu Lawang
Sewu.Setelah memarkirkan kendaraan mereka segera menuju ke loker tiket untuk
membeli tiket masuk kedalah wilayah Lawang Sewu. Sesampainya di depan pintu
bangunan, Ariel berdiri di depan pintu bangunan bersejarah Lawang Sewu di
Semarang tersebut dengan perasaan bahagia. Ia menoleh ke berbagai arah karna
terkagum kagum dengan monumen di depannya ini ia tidak menyangka mimpinya
selama ini dapat terkabulkan. Seluruh keluarga Ariel sangat bahagia dengan
liburan mereka kali ini termasuk Sari adik dari Ariel.Sari sedari tadi juga asyik memotret di halaman gedung yang
begitu indah nan megah serta Sari merasa bangunan ini sangat lengkat dengan
sejarah Indonesia.
Setelah melihat betapa megahnya bangunan Lawang
Sewu yang terlihat dari depan pintu bangunan tersebut membuat Ariel dan
keluarganya pun menjadi tak sabar ingin masuk kedalam Monumen bersejarah
tersebut dan melihat isi dari Monumen bersejarah itu. Setelah lama menunggu
pintu utama dibuka, Akhirnya saat yang mereka tunggu tunggu tiba. Ketika pintu
besar nan megah dari bangunan bersejarah itu terbuka seketika Ariel dan
keluarganya dengan rasa bahagia bercampur haru memberanikan diri melangkahkan kakinya memasuki ruangan
pertama yang akan mereka lihat yaitu menuju ke ruang depan dari bangunan
bersejarah ini bersama dengan rombangan keluarganya dan tentu saja dengan satu Pemandu
Wisata yang akan menjelaskan sejarah dari Monumen Lawang Sewu ini.
Betapa terkejutnya mereka dengan tampilan di dalam
ruangan depan Monumen bersejarah ini yang tampak bak istana. Sambil
mendengarkan Pemandu Wisata berbicara, Ariel dan keluarganya masih terkagum
kagum dengan isi di dalam bangunan Lawang Sewu ini.
“Bapak, Ibu, dan yang lainnya saat ini kita telah
memasuki ruangan depan dari bangunan Lawang Sewu ini, disini saya akan
menjelaskan sedikit tentang bangunan Lawang Sewu ini.” Pemandu menjelaskan.
“Jika ada yang ingin ditanyakan nanti tanyakan saja
nggih nanti saya bantu menjawabnya namun kali ini saya jelaskan sedikit tentang
sejarah Lawang Sewu terlebih dahulu”. Tambah si Pemandu.
Si Pemandu Wisata dengann panjang lebar menjelaskan
sejarah Lawang Sewu yang awalnya bangunan Lawang Sewu ini merupakan gedung
bersejarah milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang awalnya digunakan
sebagai Kantor Pusat perusahaan kereta api swasta bapak dan ibu.
Makanya disini nanti kita akan melihat banyak kereta atau gerbong gerbong yang
telah lama di tinggalkan atau memang sengaja di jadikan pajangan di sini, dan
kebanyakan orang-orang mungkin mengenal gedung
ini dengan nama Lawang Sewu, tetapi sebenarnya itu bukanlah nama asli dari
Gedung Lawang Sewu ini.
Di awal pembangunannya, bangunan ini bernama
Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij. Sedangkan dalam bahasa Jawa, Lawang
Sewu memiliki sebuah arti yaitu seribu
pintu. Namun hanya karena namanya
"Lawang Sewu", tidak berarti gedung ini benar-benar mempunya seribu
pintu kok Bapak dan Ibu sekalian. Di Gedung Lawang Sewu ini hanya memiliki 429
jumlah pintu saja. Tapi sama seperti kebanyakan gedung Belanda lainnya, Lawang
Sewu memiliki banyak jendela besar yang jika dilihat dari jauh akan terlihat
seperti pintu. Dan itulah alasannya kenapa orang-orang menyebut gedung ini
sebagai "Lawang Sewu".
Gedung Lawang Sewu ini dibangun secara bertahap di
atas lahan seluas 18.232 m2. Bangunan utama dimulai pada 27 Februari 1904 dan
selesai pada Juli 1907. Sedangkan bangunan tambahan dibangun sekitar tahun 1916
dan selesai tahun 1918.
Sambil mendengarkan ucapan dari Pemandu Wisata
tersebut Sari dengan rasa kagum nya masih tidak bisa berhenti memandangi segala
sisi di dalam ruangan depan dari bangunan bersejarah ini. Hingga pandangannya
jatuh tak jauh dari tempat ia berdiri, yaitu sebuah tangga cantik nan megah
yang ada di depan nya tak jauh dari ia berdiri. Belum sempat dijelaskan oleh Pemandu
Wisata nya Sari dengan rasa kagumnya langsung berbicara.
“Waaahh
ruangan ini sungguh sungguh indah. Aku tak percaya bahwa aku ada di sebuah
Monumen bersejarah menurutku bangunan ini lebih cocok dibilang seperti istana.
Lihat disana ayah, ibu, kakak ada sebuah tangga megah dengan kaca patri
berwarna-warni yang indah sekali untuk kita lihat.” Ucap Sari yang takjub dengan
keadan di dalam ruangan depan Monumen Lawang Sewu.
Sari yang terpesona dengan keindahan tangga itupun
mulai berjalan kearah tangga tersebut sendirian hingga ia tak sadar bahwa ia
berjalan terlalu jauh dari keluarganya dan rombongan lainnya. Lalu segera Sari
berlari kearah keluarganya berdiri, ia takut jika tersesat dan terpisah dari
rombongan keluarganya.
“Wah adek
juga sangat kagum ya sama tangga di sebelah sana”. Sahut si Pemandu Wisata itu
dengan menunjuk arah tangga itu berada.
“Benar benar cantik ya tangga itu. Bukan hanya kamu
kok yang bilang seperti itu tadi, kebanyakan pengunjung disini juga bilang
bahwa tangga itu sangat cantik dan indah sekali bahkan banyak yang bilang
berkat tangga itu Bangunan bersejarah ini lebih cocok disebut dengan istana.”
Tambah lagi Si Pemandu Wisata menjelaskan.
“Benar kan
paman apa yang aku bilang tadi, tangga itu membuat bangunan bersejarah ini
terlihat sangat indah bahkan seperti istana walaupun bangunan ini berumur
sangat tua. Oiya paman Sari mau tanya dong boleh tidak ya?” Tanya Sari ingin
tahu.
“Boleh dong
cantik, emangnya kamu mau tanya apa? Coba bilang dulu ke paman, siapa tau paman
bisa memberimu jawaban yang kamu butuhkan.” Jawab Si Pemandu Wisata dengan
sedikit menggoda Sari.
“Eum Sari
sedikit kepo deh paman tentang siapa sih yang membuat desain Lawang Sewu ini
dulunya? Soalnya sampai sekarang tempat ini sangatlah menawan walaupun pasti
sudah ada banyak perbaikan.” Tanya Sari dengan rasa ingin tahu.
“Hahaha... pertanyaan yang sangatlah bagus adek
cantik, Jadi sekalian saja nggih Bapak, Ibu, dan yang lainnya saya akan
menjelaskan siapa sih yang merancang bangunan yang indah nan megah ini”. Jawab Si Pemandu menjelaskan.
Si Pemandu Wisata pun akhirnya menjelaskan bahwa sebenarnya
bangunan ini dirancang oleh seorang professor yaitu Prof. Jakob F. Klinkhamer
dan di bantu oleh satu arsitek dari Amsterdam yaitu B.J. Ouendag, dengan ciri
dominan berupa elemen lengkung dan sederhana. Bangunan ini di desain menyerupai
huruf L serta memiliki jumlah jendela dan pintu yang banyak sebagai sistem
sirkulasi udara.
Karena jumlah pintunya yang banyak maka masyarakat
menamainya dengan Lawang Sewu yang berarti seribu pintu. Selain desain
bangunanya yang unik, Lawang Sewu memiliki ornamen kaca patri pabrikan Johannes
Lourens Schouten. Nah Bapak, Ibu, Kakak Adek sekalian saat kita memasuki
ruangan depan dari Lawang Sewu tadi kita bisa melihat banyaknya ornamen kaca
patri yang tertata rapi yang membuat bangunan ini seperti sebuah istana kan.
“Nah.. kaca
patri tersebut sebenarnya memiliki sebuah arti yaitu tentang kemakmuran dan
keindahan Jawa, kekuasaan Belanda atas Semarang dan Batavia, kota maritim serta
kejayaan kereta api. Ragam hias lainnya pun ada pada Lawang Sewu antara lain
ornamen tembikar pada bidang lengkung di atas balkon itu (sambil menunjukkan
bagian atas di balkon), kubah kecil di puncak menara air yang dilapisi tembaga,
dan puncak menara dengan hiasan perunggu pun ada di bangunan ini.” Si Pemandu
Menjelaskan sangat rinci.
“Wah paman
ternyata semua yang ada dalam bangunan ini semuanya memiliki nilai sejarah dan
arti yang berbeda beda ya. Aku senang deh karna bisa belajar dan semakin
memahami lagi sejarah yang ada di Indonesia terutama sejarah di Lawang Sewu ini
yang terkenal sekali. Terima kasih ya paman karna sudah memberiku jawaban yang
cukup lengkap dan bisa bermanfaat bagiku dan yang lain” Ujar Sari dengan kagum.
“Terima
kasih kembali adek cantik kan memang sudah menjadi tugas paman menjelaskan
sejarah sejarah yang berhubungan dengan tempat ini. Paman berharap apa yang
paham jelaskan tadi semuanya bisa bermanfaat buat kamu ya.Baiklah kalau begitu
mari kita berkeliling lagi Bapak, Ibu sekalian supaya kita tidak memakan waktu
di satu ruangan saja nanti saat berkeliling saya akan menjelaskan juga sejarah
bangun ini.” Jawab Si Pemandu Wisata.
“Baik mas,
kami teh ngikut bapak saja yang penting kami bisa belajar sedikit demi sedikit
soal sejarah yang ada di Indonesia ini terlebih tentang bangunan Lawang Sewu
ini.” Ucap salah satu peserta rombongan.
“Baiklah
mari bapak ibu sekalian kita berkeliling lagi sambil mendengarkan penjelasan
saya, Berbeda dengan sekarang, Tadi saya sudah mengatakan bahwa Lawang Sewu dulu merupakan kantor
administrasi Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) yaitu sebuah perusahaan kereta
api swasta asal Netherland”. Si Pemandu menjelaskan.
Pemandu yang ramah dan menyenangkan itu pun
menjelaskan lagi dengan gayanya yang khas bahwa kalau saat ini kan Gedung
Lawang Sewu dimanfaatkan sebagai museum yang menyajikan beragam koleksi dari
masa ke masa perkereta apian di Indonesia. Tentu saja yang namanya Museum pasti
memiliki sebuah benda peninggalan yan bersejarah tinggi yang dijadikan koleksi
di sini.
Dari banyaknya koleksi yang ada, koleksi yang
dipamerkan antara lain: koleksi Alkmaar, mesin Edmonson, Mesin Hitung, Mesin
Tik, Replika Lokomotif Uap, Surat Berharga dan lain-lain. Lawang Sewu
menyajikan proses pemugaran gedung Lawang Sewu yang terdiri dari foto, video,
dan material restorasi. Mendekati pintu keluar, terdapat perpustakaan berisikan
buku-buku tentang kereta api. Selain menjadi tempat wisata sejarah, Gedung
Lawang Sewu juga dapat disewa untuk kegiatan Pameran, Ruang Pertemuan,
Pemotretan, Shooting, Pesta Pernikahan, Festival, Bazar, Pentas Seni, Workshop,
dll.
Sebenarnya untuk mendapatkan Gedung ini dari
pemerintah Jepang pun sangat lah susah. Di masa awal kemerdekaan Indonesia sendiri tidak lantas membuat gedung
ini jatuh ke tangan Indonesia. Justru Lawang Sewu justru berubah menjadi medan
pertempuran antara pemuda Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) dengan tentara
Kempetai dan Kidobutai dalam peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang dari
tanggal 14 Oktober sampai 19 Oktober 1945.
Karena sejarahnya inilah, pemerintah kota Semarang
menetapkan Lawang Sewu sebagai gedung warisan sejarah yang wajib dilindungi.
Namun setelah merdeka dari Jepang dan Belanda, secara otomatis kantor
administrasi kereta api ini jatuh ke tangan Indonesia. Oleh pemerintah
Indonesia, gedung ini kemudian difungsikan sebagai kantor PT. Kereta Api
Indonesia atau KAI. Kemudian beralih fungsi menjadi Kantor Badan Prasarana Komando
Daerah Militer dan Kantor Wilayah Kementerian Perhubungan Jawa Tengah sebelum
akhirnya dikosongkan pada akhir tahun 90-an.
“Wah
ternyata bangunan ini pernah menjadi saksi bisu perjuangan Bangsa Indonesia ya
bahkan pernah menjadi medan pertempuran.” Ucap salah satu peserta rombongan
sambil berbisik bisik kepada satu dengan yang lainnya.
Saat Ariel mendengar penjelasan dari Pemandu Wisata
itu ia menjadi makin penasaran dengan sejarah yang ada di bangunan lama ini,
dan apakah benar ucapan banyak sekali orang yang bilang bahwa Lawang Sewu
menyimpan banyak cerita mistis. Karena ia semakin kepo akan hal ini jadi tanpa
berpikir panjang Ariel langsung menanyakan hal tersebut kepada paman Pemandu
Wisata.
“Eum maaf paman sebenarnya Ariel ingin menanyakan
sesuatu tapi maaf ya jika pertanyaan Ariel ini sedikit aneh dan maaf juga paman
kalau pertanyaan Ariel dianggap tidak sopan. Ariel ingin bertanya apakah benar
bangunan ini pernah dinobatkan sebagai salah satu tempat paling angker di Asia?
Dan apa saja sih hal mistis yang terkenal di tempat ini? Kok banyak sekali yang
bicara bahwa Lawang Sewu merupakan bangunan bersejarah yang sangat angker.”
Tanya Ariel penasaran.
“Pertanyaan
mu sangat lah bagus Ariel jadi kamu tidak perlu minta maaf soal hal tersebut.
Yang namanya bangunan tua, besar, dan kosongkan tidak akan lepas dari
kisah-kisah misteri. Hal yang sama juga terjadi pada Lawang Sewu ini. Setelah kosong
bertahun-tahun, gedung peninggalan Belanda ini menjadi bangunan yang tidak
terurus dan terlihat menyeramkan. Tidak heran jika akhirnya beredar banyak
kisah mistis yang menghantui Lawang Sewu.” Jawab Si Pemandu Wisata dengan
jelas.
Ia menjelaskan bahwa pada tahun 2013, gedung ini
pernah menjadi lokasi untuk uji nyali sebuah acara TV dan berakhir dengan
meninggalnya salah satu peserta beberapa hari setelah acara berlangsung. Karena
horor yang menghantui, gedung ini pernah dinobatkan sebagai bangunan paling
menyeramkan kedua di benua Asia lho! Pertama di Lawang Sewu terdapat penjara
bawah tanah. Konon jika ke tempat tersebut akan menemukan hal-hal yang membuat
jantung berdetak lebih kencang.
Berdasarkan cerita-cerita yang paman dengar, mereka
yang ke ruang bawah tanah tersebut akan menemukan bayangan seperti manusia
dengan mata hijau menyala. Jika melihat, bayangan tersebut akan mendekati.
Kedua adanya bau aneh di penjara bawah tanah milik bangunan ini. Selain ada
bayangan bermata hijau menyala, ketika mendekati penjara bawah tanah kalian
akan mulai mencium bau-bau aneh seperti bau anyir darah.
Bau tersebut dipercaya entah ada kaitannya atau
tidak dengan orang tahanan yang sering tewas di dalam penjara yang seharusnya
cukup 1 orang malah jadi 5-6 orang. Ketiga yaitu soal suara teriakan yang
terjadi di sumur bawah tanah. Kalau ke depan gedung utama Lawang Sewu,
pengunjung akan menemukan sumur tua bawah tanah. Sumur tersebut sudah lama
tidak dibuka untuk publik.
Karena konon katanya, jika malam hari akan ada
teriakan misterius suka terdengar dari sumur ini. Sumur tersebut disebut-sebut
pernah menjadi tempat tentara Jepang untuk menyiksa tentara Belanda.
Suara-suara rintihan bak minta tolong itu konon merupakan tentara Belanda yang
dahulu di siksa oleh tentara Jepang hingga tewas. Setelah sempat dinobatkan sebagai bangunan paling angker, kini Lawang
Sewu sudah berbenah.
Setelah pemugaran dan renovasi yang selesai pada
tahun 2011, Lawang Sewu berubah menjadi tempat wisata sejarah deh. Dan tidak
ada lagi ruangan gelap dengan berbagai penampakan menyeramkan. Yang ada adalah
bangunan indah peninggalan Belanda yang kaya sejarah. Nah Ariel bagaimana
sekarang, apa kamu sudah mendapatkan jawaban dari pertanyaan mu itu dan apakah
kamu sudah tidak kepo lagi soal hal mistis yang ada di Lawang Sewu ini, tenang
saja Ariel cerita itu belum tentu benar adanya kok.”
“Wah paman terima kasih banyak berkat penjelasan
paman tadi Ariel semakin belajar tentang sejarah di bangunan ini plus Ariel
jadi tidak kepo lagi dan sudah lega rasanya mendengar penjelasan paham tadi.”
Ujar Ariel dengan Kagum.
“Baguslah
kalau begitu Ariel. Bapak ibu sekalian sekarang saya akan menjelaskan sedikit
tentang sejarah Lawang sewu mulai dari tahun 1907 hingga saat ini yang pertama
sejak bulan Juli 1907 Lawang Sewu digunakan sebagai Kantor Pusat Administrasi
NIS.” Si Pemandu Wisata menjelaskan lagi.
Masih dengan semangat karena menjiwai profesinya
sebagai pemandu wisata, ia lalu menjelaskan bahwa pada tahun 1942-1945 Lawang
Sewu diambil alih oleh Jepang dan digunakan sebagai Kantor Riyuku Sokyoku
(Jawatan Transportasi Jepang). Tahun 1945 menjadi Kantor Eksploitasi Tengah
DKARI yaitu singkatan dari Djawatan Kereta Api Republik Indonesia. Kemudian
tahun 1946 dipergunakan sebagai markas tentara Belanda sehingga kegiatan
perkantoran DKARI pindah ke bekas kantor de Zustermaatschappijen.
Setelah pengakuan kedaulatan RI tahun 1949
digunakan Kodam IV Diponegoro. Pada tahun 1994 gedung ini diserahkan kembali
kepada kereta api (Perumka) yang kemudian statusnya berubah meniadi PT Kereta
Api Indonesia (Persero). Pada tahun 2009 dilaksanakan restorasi oleh PT Kereta
Api Indonesia (Persero). Hingga pada tanggal 5 Juli 2011 dilakukan peresmian
Purna Pugar Cagar Budaya Gedung A Lawang Sewu.
Kompleks Lawang Sewu terdiri dari beberapa gedung.
Dua yang utama disebut Gedung A dan Gedung B, sedangkan dua gedung yang lebih
kecil dinamakan Gedung C dan Gedung D. Gedung paling tua sekaligus paling besar
adalah Gedung A, yang tadi kita sempat masuki. Gedung yang dihiasi ornamen cantik
berupa kaca patri yang menggambarkan kemakmuran alam tanah Jawa, beserta
keragaman flora dan faunanya. Kaca-kaca tersebut diimpor khusus oleh
pembuatnya, JJ Schouten, di Belanda. Nah Gedung A juga memiliki dua menara
kembar yang berfungsi sebagai tempat menampung air, masing-masing kapasitasnya
7.000 liter.
Di masa lampau, bangunan ini terhubung oleh
terowongan bawah tanah ke sejumlah bangunan lain di Semarang. Diantaranya
kediaman gubernur dan pelabuhan. Gedung B, yang terletak di belakang gedung A,
merupakan bangunan tiga lantai yang memiliki ballroom di lantai teratas.
Terdapat juga ruang bawah tanah yang separuh lantai dibiarkan terisi air agar
mampu mendinginkan bangunan tersebut. Lawang Sewu adalah hasil karya arsitek C
Citroen yang bekerja untuk biro Prof Jacob K Klinkhamer and BJ Oendaag.
Hasil rancangannya mewakili portret budaya urban di
Semarang pada saat itu. Di awal 1900-an, Semarang memang sudah tumbuh menjadi
kota kosmopolitan. Kota- kota lain, seperti Surabaya, Batavia, Bandung, menjadikannya
sumber inspirasi. Peletakan batu pertama Lawang Sewu dilakukan pada 27 Februari
1904. Sedangkan Gedung A Lawang Sewu selesai pada 1907, diresmikan dan dipakai
pertama kali pada 1 Juli 1907 sama seperti sejarahnya tadi.
“Terima kasih juga nggih mas telah menjadi Pemandu
Wisata kami di sini, maafkan kelakuan kami juga ya mas apabila ada kesalahan
yang kami lakukan disini, kami meminta maaf juga sebesar besarnya kepada mas
Rendra. Kalau begitu kami izin pulang nggih mas semoga mas Rendra di berikan
rezeki yang tiada tara dengan pekerjaan ini. Aminnn.”
Setelah
selesai berkunjung ke Lawang Sewu Ariel dan keluarganya pun bersiap kembali ke
mobil mereka dan ingin melanjutkan liburan mereka kali ini dengan perasaan yang
lebih Bahagia lagi agar liburan kali ini menjadi liburan yang sangat amat
berkesan untuk diri mereka masing masing. Terlebih lagi untuk Ariel ia merasa
liburan kali ini adalah liburan terbaiknya karna setelah menunggu lama akhirnya
ia bisa mengunjungi salah satu bangunan bersejarah yang sangat amat ia kagumi
sejak kecil. Sekarang ia sudah bisa menceritakan hal ini kepada teman temannya
yang lain. Dan itu akan membuat Ariel menjadi bahagia karna selain ia bisa
berlibur namun ia juga bisa belajar mengenai sejarah yang ada di Negara Indonesia.
oooooOOOOOooooo
Tidak ada komentar: