KARSANI PAHLAWAN PEMBERANI
Karsani Pahlawan Pemberani
Oleh : Yusuf Ridho Hafidhu
Di
suatu daerah di kota Jogja hiduplah seorang pemuda yang bernama Karsani. Dipagi
yang indah Karsani sedang berjalan-jalan disebuah pasar, Karsani tak hanya
sedang berjalan-jalan tetapi ia juga sedang mencuri sayur-sayuran dan
makanan-makanan lainnya. Dan karsani berjalan menuju kesebuah toko milik orang
cina, sesampainya ditoko tersebut Karsani melihat-lihat situasi (menengok kanan
dan kiri), dan setelah dirasa aman karsanipun mengambil beberapa butir gula
batu yang dijual orang cina tersebut tetapi duarrr. Toko milik orang cina
tersebut seketika meledak terkena bom dari pesawat tempur belanda, karsani yang
sedang mengambil gula batupun terpental lalu tergeletak ditanah dengan kondisi
badan yang penuh debu dan toko milik orang cina itupun hancur terbakar.
Ternyata
bom dari pesawat itu tidak hanya menyerang daerah pasar tetapi juga menyerang
bandara, dan bom itu mengenai semua pesawat yang berada dibandara. Tak hanya
itu ternyata pesawat belanda juga menurunkan pasukan penerjun payumg langsung
kebandara, dan saat itu juga terjadi perperangan adu tembak dari tentara
belanda untuk memperebutkan kawasan bandara tersebut. Tak lama kemudian setelah
karsani terkena ledakan dan terbanting, karsanipun sadar dan membuka matanya.
Di
lain tempat terdapat Jendral Sudirman sedang berpamitan dengan anak-anaknya dan
istri Jendral Sudirman memanggil Hanum (adik dari jendral sudirman) untuk
menaruh barang bawaan Jendral Sudirman ke koper, setelah itu Jendral Sudirman
berpamitan dengan istrinya dan memberi pesan agar istri dan anak-anaknya
mengungsi.
“ngatos-ngatos
mas mugi tansah dipunparingi slamet”, Kata istri Jenderal Sudirman. Di saat
itu juga jendral sudirman mengelus perut istrinya yang sedang hamil. Dan
setelah karsani sadar ia lalu berjalan-jalan entah kemana dengan pikiran yang
masih belum sadar dan bingung, ia melihat ke kanan ke kiri berfikir tidak
mungkin tiba-tiba terjadi seperti ini.
Di
lain tempat terlihat Hatta yang terlambat datang karena serangan udara, dan
terdapat Ir.soekarno yang sedari tadi menunggu Hatta. Beberapa menit kemudian
datang juga Jendral Sudirman dan disambut oleh Ir.soekarno, dan Ir.soekarno
memberi tahu kepada Jendral sudirman jika tidak terjadi apa-apa dan menyuruh
jendral sudirman pulang.
“Sebentar
lagi aka nada sidang kabinet”. Kata Presiden Soekarno.
“Baik
saya akan menunggu disini untuk menunggu hasil sidang kabinet” Jawab Jenderal
Sudirman.
Mereka
berdua pun saling bertatapan, Ir.soekarno pun menjawab “baiklah” dan pergi.
Jendral sudirman pun menunggu diluar.
Tak
lama setelah itu terdapat pengumumuman lewat radio yang menyebutkan 1. Kita
telah diserang 2. Pada tanggal 19 november 1948 angkatan perang Belanda menyerang
kota Jogjakarta dan dilapangan terbang maguwo 3. Pemerintah belanda telah
menjalankan persetujuan genjatan senjata 4. Semua angkatan perang menjalankan
rencana yang telah ditetapkan untuk menghadapi serangan Belanda. Tertanda
panglima besar angkatan perang republik Indonesia jendral Sudirman.
Setelah
itu terlihat Karsani masih dengan keadan bingung dan berjalan kedekat korban
yang terkena serangan bom.
“Sak
ne yo”, Kata Karsani prihatin
Tenyata
dibelakang Karsani ada mobil Belanda dan Karsani pun terkejut, salah satu
komandan menodong Karsani dengan pistol agar Karsani minggir dan tidak menghalangi
jalan mobil tersebut. Beberapa detik setelah mobil berjalan Karsani mengambil
batu.
“Kurang
ajar” Ujar Karsani emosi. Kemudian ia pun berlari untuk melempar batu tersebut
ke mobil Belanda.
“Nyo rasakno” teriak Karsani. Mobil
Belanda tersebut pun berhenti dan salah satu pasukan Belanda ingin menembak Karsani
lalu dihentikan oleh komandannya.
“Ngopo?”.
Tanya Karsani menantang.
Di
tempat sidang kabinet terdapat jendral Sudirman yang sedang didatangi
Ir.soekarno dan Hatta.
“Bagaimana
bapak Presiden saya menunggu perintah”, tanya Jenderal Sudirman.
“Hasil sidang kabinet telah sepakat dalam
keadaan darurat akan menyerahkan kekuasaan pemerintah kepada mister Syafirudin
Prawiranegara di Sumatra dan penjabat kita di Hindia sebagai pemerintah darurat
jika Sumatra juga jatuh” . jawab Ir.soekarno menjelaskan.
Ir.soekarno
pun menawarkan agar jendral sudirman tetap bersamanya.
“Tidak-tidak
saya ini tentara”. Jawab Sudirman menolak. Sang Jenderal pun mengajak Presiden
agar ikut bergerilya seperti rencana. Kemudian terjadilah adu mulut antara Sang
Jenderal dan Sang Presiden. Akhirnya Jendral Sudirman meninggalkan mereka tanpa
sepatah katapun.
Di
tempat Karsani berjalan banyak tentara Indonesia dengan kendaraan tergesa-gesa.
“ki
arep do nengdi yo”, tanya Karsani penasaran. Di saat itu juga jendral
sudirman lewat.
“Mau kemana” tanya Karsani kepada salah satu
rekannya,
“kita
mau bergerilya” Jawab teman tentara dan mengajak Karsani untuk ikut. Karsani
pun terdiam. Tak lama kemudian mobil dan rombongan Jendral Sudirman telah
sampai di sebuah desa, rombongan jendral Sudirman melanjutkan perjalanan dengan
berjalan kaki. Kemudian datanglah kepala desa, dan menyalami Jendral Sudirman.
Beberapa waktu kemudian jendral sudirman mendapat kabar bahwa presiden ditangkap
oleh Belanda. Setelah tertangkapnya Ir.Soekarno pemerintah Belanda masih belum
puas dan marah-marah karena jendral Sudirman belum tertangkap.
Di
malam hari Jendral Sudirman dan para pasukannya disambut oleh warga desa
dibalai desa. Setelah sambutan dari warga desa tersebut jendral sudirman
berterimakasih kepada warga karena telah menerimanya dan para pasukannya dengan
baik. Setelah disambut, pasukan Jendral Sudirman membawakan tenda ke tempat
balai desa.
“Noly
tandu ini untuk siapa?”, tanya Jenderal Sudirman kepada Noly.
“Tandu
itu untuk jendral, ya masak untuk saya.”, Jawab Noly tertawa ringan. Sang jendral
pun tidak mau jika diperlakukan seperti layaknya raja. Noly pun menjelaskan
bahwa tandu itu bukan untuk seoranng raja melainkan untuk orang sakit
dikarenakan jendral sudirman sakit parah, jadi harus dibawa dengan menggunakan tandu.
*****
Keesokan
harinya Jendral Sudirman dan para pasukannya melanjutkan perjalanan dengan Jendral
Sudirman yang dibopong menggunakan tandu agar tidak kelelahan dan setelah
perjalan yang cukup panjang, Jendral Sudirman dan pasukannya pun telah sampai
di daerah pesisir Jogjakarta, hari mulai larut Jendral Sudirman dan pasukannya
memutuskan untuk beristirahat disebuah Goa yang terletak di pinggir pantai.
Di
saat semua pasukan sedang beristirahat, ada salah satu pasukan yang masih
terjaga untuk mengawasi sekitar Goa. Tak lama kemudian terdengar suara suara
aneh dan pasukan yang sedang mengawasi itu membangunkan temannya tetapi
temannya tidak mau bangun.
Pasukan
pun bersiap dan mengokang senjatanya, kemudian bersiap-siap.
“Siapa?”
tanya salah satu pasukan dengan suara yang pelan dan ketakutan.
Karsani
menjawab,
“Aku
mas” Jawab Karsani yang tiba-tiba keluar dari semak-semak dibawah gelapnya
malam.
“Mata-mata”
teriak salah seorang prajurit kaget. Karsani yang dilanda ketakutan karena
semua prajurit bangun dan langsung mengarah senapannya kepadanya. lalu prajurit
yang berjaga tadi menyuruh Karsani untuk mengangkat kedua tangannya. Ternyata
salah seorang prajurit tersebut mengenali Karsani.
“Iyo
mas, aku mau wes nang Bantul, jebul pasukan wes teko kene to mas.” Karsani menjelaskan.
“Lha
terus opo maksudmu menyelinap seperti ini? HEE!!”, tanya salah seorang prajurit kepada
Karsani dengan sedikit candaan.
“Yo
aku wedi bangunke konco-konco mas, dadi aku yo alon-alon wae”, jawab Karsani.
“Jadi
semuanya tidur.”, Sahut Jenderal Sudirman memotong pembicaraan prajuritnya dan
menyuruh pasukan agar tidak mengulangi kembali.
“Jenengan
niku sinten?”,
Tanya Jenderal Sudirman kepada Karsani.
“Siap
jendral, kulo Karsani.”,
Jawab Karsani dengan lantang dan sedikit
gugup.
“Surup-surup
kok enten mriki?”,
Tanya Jendral Sudirman lagi.
“Kulo
pengen melu perang Jendral.”,
jawab Karsani.
Lalu
Jendral Sudirman bertanya lagi, “Jenengan sampun nate dherek perang.”
“Dhereng,
dhereng Jendral dhereng.”,
jawab Karsani.
“Kemampuan
kamu apa?”, tanya Sang Jendral.
Karsani pun terdiam berpikir, “Nek mau ikut
perang itu ya harus punya kemampuan militer.”, celetuk prajurit yang mengenal
Karsani.
“Karsani,
kamu mau cape, mau kedinginan, sakit, bahkan mati Karsani? Siap kamu?”, Tanya
Jendral Sudirman.
“Siap
Jendral.”, Jawab Karsani tegas.
“Bagus,
bagus kalau kamu punya tekat.”. Puji
Jenderal Sudirman kepada Karsani. Setelah bertanya, Jendral Sudirman pun
kembali beristirahat.
“Rene
le.”, kata
prajurit yang berjaga tadi.
”Ki
aku gowo telo, gowo telo.”,
Kata Karsani.
“Telo...?”,
Tanya seorang prajurit di susul dengan jawaban, “Yo.”, dari Karsani.
Di
tempat lain ada seseorang yang sedang menunggu dan tiba-tiba datang seorang
prajurit dan mengambil barang dari orang tersebut, lalu ia pergi. Keesokan
harinya di luar Goa di sungai yang sedang surut para pasukan sedang
bersih-bersih sambil berbincang-bincang, beberapa detik kemudian tiba-tiba
terdengar pesawat Belanda dan semua pasukan langsung mundur bersembunyi di Goa.
“Keadaan
sudah aman.”, ucap Noly.
“Jendral....
jendral......”, Noly menanyakan keadaan Jendral.
“Jendral
aman, Noly.”, kata seorang pasukan.
Hari
menjelang malam, matahari mulai tenggelam, Jendral sedang membuka bungkusan
bekal dari istrinya, lalu Jendral terdiam dan menatap lurus. Noly pun datang
dan Jendral memberikan bungkusan kepada Noly.
“Noly, ini ada bekal dari ibu untuk perjalanan
kita.”, Kata Jenderal Sudirman.
“Siap....“,
Noly menjawab sembari menerima bekal tersebut. Setelah menempuh perjalanan yang
jauh lagi melewati hutan belantara. Sampailah Jendral di sebuah desa. Jendral
dan dua orang tangan kanannya membicarakan beberapa hal di salah satu rumah
warga, lalu Jendral memutuskan untuk singgah semalam di desa tersebut dan
Jendral pun tidak lupa untuk meminta izin ke salah satu warga untuk menginap di
situ dan Jendral juga membahas akan merapat ke pos kolonel Sungkono setelah
ini.
Sampai
saat ini petinggi Belanda masih marah karena Jendral belum berhasil ditemukan,
dan saat berada di markas Belanda ternyata ada mata-mata yang menyampaikan
informasi tentang Jendral. Tapi sayangnya setelah orang itu menyampaikan
informasinya, delman mata-mata tersebut telah dicuri oleh Karsani. Dan di
tempat persembunyian Jendral Sudirman, prajurit sedang beristirahat dan
mendapatkan suguhan dari warga desa, tak lama kemudian Karsani datang dengan
membawa delman hasil curiannya tersebut dan memberitahukan kepada salah satu
prajurit. Setelah itu prajurit tersebut
bertanya kepada Karsani, ia mencuri delman ini dari mana. Karsani pun menjawab
jika ia mencuri dari markas Belanda yang berada di balik bukit dekat tempat
persembunyian. Setelah mengetahuinya, prajurit tersebut langsung melapor kepada
Noly, dan Noly pun langsung melapor ke Jendral bahwa markas Belanda ada di
daerah yang sama, tanpa pikir panjang Jendral memberi perintah untuk bergerak
sekarang, tak lama kemudian setelah Jendral dan pasukan bergerak, para pasukan
Belanda datang menyerang desa yang tadinya menjadi tempat persembunyian
Jendral.
Dikarenakan
Belanda terlalu lama dan kalah cepat, Belanda pun kehilangan jejak lagi. Dari
mulai malam dan disaat Jendral sedang melewati hutan, tiba-tiba mereka langsung
dikepung oleh pasukan Batalyon 102. Di situ pun pasukan Batalyon 102 belum tau
jika yang mereka hentikan adalah Jendral. Setelah mereka periksa, mereka baru
sadar jika di dalam tandu tersebut ada Jendral dan setelah itu Jendral dan
pasukannya diperbolehkan melewati daerah tersebut, setelah melanjutkan
perjalanannya kembali, tak lama kemudian sampailah di sebuah rumah dan para
pasukan Jendral langsung beristirahat untuk mengisi energinya kembali. Terlihat
para prajurit yang sedamh beristirahat dengan pulas karena kelelahan.
Keesokan
harinya terlihat tentara komunis yang tidak mau membayar makanan yang telah
mereka makan di warung pinggir jalan milik ibu-ibu tua dan langsung pergi
begitu saja, dan di saat itu juga Noly dan Karsani sedang berjalan-jalan dan
melihat kejadian tersebut, karena mereka kasihan terhadap ibu-ibu tersebut.
Noly pun membayarkan semua makanan yang tentara komunis tadi makan dan tak lupa
Noly memberi pesan agar pedagang tersebut segera meninggalkan Kota Kediri dan
mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Setelah
itu Noly dan Karsani menuju ke toko kelontong di pinggir jalan yang akan tutup,
tetapi Noly menahannya dan menjelaskan bahwa ia dan Karsani tidak seperti
tentara komunis, setelah itu Noly membeli alat mandi dan kaos oblong.
“Siapakah
tentara tersebut?”. Tanya Noly.
Penjual
itu menjelaskan bahwa tentara tersebut adalah tentara komunis. Setelah itu Noly
tak lupa memberi tau agar penjual itu segera mengungsi ketempat yang lebih
aman.
Setelah
itu Noly memerintah Karsani untuk mencari tau tentang komunis tersebut. Disaat Karsani
mencari tau tentang tentara komunis tersebut, ternyata disuatu tempat sedang
ada yang melakukan kampanye komunis. Sesampainya ditempat Jendral Sudirman Noly
pun memberi tahu dan menjelaskan bahwa di Kediri sudah tidak aman lagi dan
terdapat tentara komunis, dan Noly pun menyuruh agar jendral segera
bersiap-siap dan malanjutkan perjalanan.
Malam
harinya pun Jendral Sudirman dan para pasukannya melanjutkan perjalanan. Pada
keesokan harinya Belanda mengerahkan pesawat tempurnya untuk megebom dan
meratakan daerah Kediri. Disaat Jendral Sudirman dan Pasukannya sedang
beristirahat mereka didatangi oleh pasukan tentara komunis yang sedang marah
dan mencari Jendral Sudirman karena Kediri telah dibombardir oleh Belanda, tetapi
Noly menjelaskan bahwa Jendral Sudirman tidak bersama rombongan pasukannya
tersebut. Setelah itu tentara komunispun pergi.
Pemimpin
pasukan Belanda pun marah hingga saat ini Jendral Sudirman belum ditemukan dan
menyuruh pasukan yang berada di Kediri untuk menyusuri hutan agar bisa
menemukan Jendral Sudirman. Terlihat di hutan pun pasukan Jendral Sudirman yang
sedang membawa tandu masuk kedalam sebuah rumah kosong dan sesampainya didalam
pasukan Jendral Sudirman meninggalkan tandu tersebut. Ternyata pasukan Jendral
Sudirman sedang menipu pasukan belanda agar tidak dapat menemukan keberadaan
Jendral Sudirman.
Di
hutan terlihat Jendral Sudirman sedang mengirimkan sinyal lewat radio yang
terhubung ke pasukan-pasukan diberbagai daerah dan sampai kemarkas belanda. Dan
saat itu juga pemimpin belanda marah dan mengerahkan pesawat-pesawatnya agar
menjatuhkan bom kesemua daerah yang berada di daerah dekat Kediri. Ketika
pasukan Belanda melewati jalan di daerah hutan ternyata sudah ada pasukan Jendral
Sudirman yang menunggu untuk menyerang dan disaat yang tepat pasukan Jendral
Sudirman pun menyerang. Di tempat markas belanda yang berada dihutan terdapat
noly yang sedang mengawasi markas belanda tersebut. Malam hari pun tiba, Noly dan
beberapa prajurit menuangkan bensin ke pasukan senjata belanda lalu membakarnya.
Pada saat itu juga pasukan belanda menyari Jendral Sudirman hingga ketengah
hutan tetapi tidak menemukan apa-apa malah terjadi hujan pasukan Belanda pun terpukul
mundur dan berhenti menyari Jendral Sudirman.
Keesokan
harinya disaat Jendral Sudirman sedang melanjutkan perjalanan ada seorang warga
memberi tau jika pasukan Belanda ada didekat daerah Jendral Sudirman. Ia pun menyuruh
Noly untuk menjebak pasukan Belanda. Setelah menjebak belanda, pasukan Jendral Sudirman
pun bermalam disalah satu rumah warga.keesokan harinya ada prajurit yang
berlari menuju persembunyian dan melaporkan bahwa Belanda menuju kesini.
Setelah itu pun pasukan dan Jendral Sudirman bergesa-gesa bersembunyi.
Tak
lama kemudian pasukan Belanda pun datang dan langsung mengepung tempat itu kemudian
mengumpulkan semua warga, setelah mengumpulkan semua warga Kapten pasukan Belanda
bertanya sambil menodong kan pistolnya dan mengancam akan membunuh semuanya
kalo tidak ada yang mau mengatakan dimana keberadaan Jendral Sudirman. Nampak
seorang bapak-bapak yang ditanyai kapten tersebut lalu tidak mau menjawab dan
akhirnya ditembak oleh si kapten.
Di
lain tempat terlihat Jendral Sudirman yang sedang menaiki bukit bebatuan untuk
melanjutkan perjalanannya, sesampainya diatas bukit terlihat Jendral Sudirman
yang kelelahan dan batuk-batuk. Saat semuanya beristirahat ternyata ada beras
dan koper milik Jendral sudirman yang tertinggal, Noly pun mengutus beberapa
prajurit untuk mengambilnya. Ketika dua prajurit ingin kembali ke desa untuk
mengambil beras ditengah jalan mereka bertemu dengan dua prajurit Belanda dan
disaat itu juga semua berlari kembali ke pasukannya masing-masing, ternyata
salah satu prajurit dari Indonesia menyadari bahwa pistolnya terjatuh lalu
kembali untuk mengambilnya. Setelah menemukannya kemudian mengambilnya, disaat
hendak berdiri ternyata sudah ada dua orang prajurit belanda tadi dan saaat itu
juga tertembaklah tentara belanda itu dari belakang oleh teman prajurit
tersebut. Setelah kejadian itu mereka berlari menuju keatas bukit lagi dan
mereka menjelaskan bahwa mereka dihadang Belanda dan langsung menuju keatas
bukit.
Dimalam
harinya Karsani dan satu prajurit lainnya telah tiba di desa dan ingin
mangambil koper milik Jendral Sudirman, Karsani dan prajurit terkejut mengapa
tiba-tiba di desa menjadi sepi dan tidak ada orang sama sekali. Mereka memasuki
rumah salah satu seorang warga, ternyata di dalam rumah ada sesosok perempuan
yang sedang duduk disamping koper tenyata perempuan itu adalah anak dari bapak
yang ditembak oleh kapten belanda.
Perempuan
itu meberikan barang milik bapaknya yang telah meninggal kepada Karsani dan
prajurit itu. Keesokan harinya Jendral Sudirman melanjutkan perjalanannya. Ternyata
Belanda juga sudah bergerak untuk mencari Jendral Sudirman. Malam harinya Jendral
Sudirman memberikan kesempatan untuk para prajuritnya agar pulang tetapi semua
menolak karena semua prajurit akan menemani Jendral Sudirman hingga akhir
hayatnya.
Jendral
Sudirman dan pasukannya beristirahat disebuah rumah dan disitu Jendral Sudirman
bernyanyi tembang bahasa jawa. Noly menyadari bahwa salah satu prajuritnya
tidak ada dan menyuruh Karsani untuk mencarinya, ternyata disaat itu juga Belanda
telah mengepung rumah yang dibuat untuk bersembunyi tersebut. Jendral Sudirman
menyuruh semua pasukan untuk tenang dan jangan cemas. Saat belanda masuk
kerumah Jendral Sudirman dan para pasukannya sedang bersholawat dan disitu ada
seorang pengkhianat yang membantu Belanda dan menjelaskan bahwa mereka itu
adalah tentara kiplik dan Jendral Sudirman tetapi para pasukan Belanda tidak
percaya dan mengatakan bahwa mereka itu santri yang sedang berdoa. Karsani yang
berada diluar ketakutan setelah mendengar suara tembakan dari dalam rumah
tetapi setelah Karsani masuk kedalam rumah untuk memastikan ternyata bukan
Jendral Sudirman yang tertembak melainkan mata-mata Belanda yang berkhianat
kepada Indonesia.
Keesokannya
Jendral Sudirman datang kesebuah desa dan bertemu dengan salah seorang warga
dan ternyata warga tersebut memberikan bantuan dan menyuruh agar Jendral Sudirman
menginap, akan tetapi Jendral sudirman menolak karena telah banyak merepotkan
masyarakat.dan dilain tempat terdapat Ir.soekarno dan Hatta yang sedang ditahan
oleh Belanda. Ir.soekarno dan Hatta menyesali karena mereka tidak berada di medan
perang dan yang lainnya sedang bersusah payah mengorbankan nyawanya untuk
kemerdekaan Indonesia. Terlihat Jendral Sudirman dan para pasukannya mendatangi
rumah warga dan semua pasukan beristirahat. Di tengah hutan terdapat tentara
komunis dan Tan Malaka yang sedang dieksekusi mati. Ketika semua pasukan
Jendral Sudirman sedang beristirahat terdapat Aceng yang telah kembali. Aceng pun
telah mendapatkan info dari warga-warga bahwa semuanya sudah berada di Sobo. Di
malam itu anak dari pemilik rumah tersebut ingin membantu Jendral Sudirman
dalam melawan penjajah, Ia ditugaskan sebagai petunjuk jalan karena Ia tau baik
jalan menuju ke Jogja. Keesokan harinya para pasukan menyiapkan makan untuk
semua orang dan Jendral Sudirman menyuruh salah seorang prajurit untuk
memanggilkan Hanum. Jendral Sudirman pun menyuruh Noly untuk menyusup ke Jogja,
Jendral Sudirman memberikan surat kepada Noly untuk ditujukan kepada Sri Sultan
yang berisikan tentang serangan umum. Hanum pun datang dan Jendral menyuruh
Hanum untuk memberikan surat kepada Istri Jendral Sudirman, kemudian Hanum
pamit untuk memberikan surat tersebut.
“Pitung
puluh taun meneh negeri iki bakalan aman, damai, panganane berlimpah,
kesejahteraan terjamin dan bakalan aman”. Kata Karsani di tengah Hutan
ditemani beberap prajurit.
Di
tengah perjalanan Noly menyuruh salah satu pasukan agar menemani sampai disitu
saja dan Noly menyuruhnya untuk meminta bantuan ke markas Letkol Suwardi dan ia
menyuruh berjumpa lagi di Sobo. Merekapun melanjutkan perjalanan kembali. Ketika
melanjutkan perjalan tenyata Hanum tertinggal, Noly pun menyuruh Karsani untuk
menyusul Hanum. Di hutan itu juga ada banyak tentara Belanda yang sedang lewat
menggunakan mobil, ternyata Hanum tertidur di bawah pohon. Disaat Karsani sedang
mencari Hanum, Karsani ketahuan oleh tentara Belanda dan ia pun dikepung.
Karsani pun ditembak oleh tentara belanda, disaat itu juga Noly dan yang
lainnya mendengar tembakan tersebut dan langsung lari mencari Karsani. Diakhir
hayatnya karsani meneriakkan MERDEKAAA...!!. Lalu Noly pun datang dan melihat
Karsani yang sudah meninggal dunia. Noly pun menggendong Karsani dan membawanya
pergi, dipinggir danau Karsani dimakamkan.
selesai
Tidak ada komentar: