PILIHAN DEWI UNTUK MENJADI MANUSIA
PILIHAN DEWI UNTUK MENJADI MANUSIA
Oleh : Syifa Cahaya Gunawan
Dahulu
kala ada sebuah negara yang sejahtera. Rakyatnya makmur dan hidup bahagia di
bawah pemerintahan Raja Gadenio. Raja Gadenio memerintah Kerajaan Kingland
setelah kematian Ayahnya, Raja Rion. Raja Gadenio menikah dua kali dan
dikaruniai tiga orang anak. Terdiri dari dua perempuan dan satu laki-laki
bernama Seraphina, Alice dan Dion. Seraphina adalah anak pertama Raja Gadenio
dan istri pertamanya yang merupakan rakyat biasa di kerajaan. Sedangkan Alice
dan Dion merupakan anak dari istri kedua Raja Gadenio, Putri Belinda dari
Kerajaan Andalaksia.
Seraphina
berarti malaikat dalam bahasa Ibrani. Kelahiran Seraphina merupakan sebuah
keajaiban, membawa cahaya yang luar biasa dalam kehidupan kerajaan. Seraphina
berhati lembut, baik dan sopan santun kepada siapa saja walaupun orang tersebut
sudah berperilaku tak baik padanya. Seraphina, dengan rambut berwarna hitam
panjang dan mata hitam yang bersinar. Seraphina tumbuh dengan kelembutan dan kebijaksanaan
yang tidak biasa untuk usianya.
Dia
tidak seperti tuan putri yang hanya memikirkan kekayaan dan kecantikan. Tetapi
sebaliknya, Seraphina lebih tertarik pada dunia di luar istana dan memiliki
hati yang penuh kasih untuk rakyatnya, bahkan tanpa polesan Seraphina sudah
sangat cantik bak seorang dewi. Berbeda dengan saudara tirinya Alice dan Dion,
Alice tipe manusia angkuh sering memandang orang lain rendah Ia juga sering
membentak para pelayan kerajaan. Dion pun juga, kelakuannya dengan kakaknya bak
Pinang dibelah dua.
Hingga
pada suatu hari terjadi kegaduhan yang hebat dikerajaan sampai-sampai Seraphina
hampir diusir dari Kerajaan. Yaitu Ketika Seraphina berteriak hingga seluruh
Kerajaan gaduh.
Tiba-tiba
Seraphina berlari keseluruh Lorong kerajaan sambal berteriak,
“penyihir-penyihir, Ibu Belinda peyihir.”
“Aku
melihatnya di cermin dia menyeramkan.” Ucap Seraphina ke penjaga Kerajaan
kemudian Seraphina berusaha masuk ke ruangan Raja Gadeion tetapi penjaga
Kerajaan menahannya. Tiba-tiba Ratu Belinda muncul dari kamarnya lalu Ia
berteriak ke penjaga untuk menangkap Seraphina.
Kemudian
Ratu Belinda keluar dari kamarnya berjalan terburu-buru dengan wajah
menyeramkan tidak lupa kedua tangannya mengangkat gaun yang dikenakannya agar
mudah untuk berjalan. Lalu Ia berteriak, “Pengawal jangan diam saja pegangi
dia.”
“Dasar
penyusup, tidak tahu sopan santun, kau ini sudah gila ya?!” Ucap Ratu Belinda
dengan suara yang keras lalu mengayunkan tanganya mengarah ke pipi Seraphina.
Hamper saja tangan tersebut mendarat di pipi Seraphina, dengan cepat tangan
Ratu Belinda ditahan oleh penjaga kerajaan. Terlihat raut wajah ketakutan dari
wajah Seraphina. Lalu pintu besar terbuka, Raja Gadenio keluar kemudian Ia
menanyakan apa yang terjadi.
“Ada
kekacauan apa ini?” Tanya Raja Gadenio.
“Dia
memanggilku penyihir sayang…” Ucap Ratu Belinda memelas kepada suaminya.
“Tetapi
ayah aku tadi melihat sesuatu yang menyeramkan.” Ucap Seraphina.
“APA
HA? KAU MELIHAT APA? APAKAH KAU TIDAK TAHU JIKA AKU PUTRI DARI ANDALAKSIA ANAK
DARI RAJA WILLIAM DAN RATU ADELINE DAN KAU MASIH MENYEBUTKU PENYIHIR?!” Ucap
Ratu Belinda dengan nada yang keras membuat Seraphina makin ketakutan.
“Sudahlah
sayang, dia hanya anak kecil masih suka berimajinasi.” Ucap Raja Gadenio
menengahi konflik yang sedang terjadi.
Ratu
Belinda Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya lalu berkata “Tidak dia sudah
keterlaluan, dia sudah menyusup lalu membuat kegaduhan, ia pantas untuk diberi
hukuman.”
“Sekarang
aku ada urusan diluar kota sayang, aku serahkan padamu Gerald.” Ucap Raja
gadenio sambil mengecup kening istrinya
Gerald (pengawal Kerajaan)
Raja
Gadenio malah meminta pengawalnya untuk membantu menyelesaikan masalah ini.
Karena, Raja Gadenio berpikir hanya masalah keluarga biasa antara ibu dan anak.
Raja Gadenio lebih memilih untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dinegaranya
daripada menyelesaikan masalah keluarganya terlebih dahulu.
Lalu
Seraphina dibawa ke ruang pengadilan Kerajaan dan ditanyai apa yang ia lihat.
Lalu Seraphina menceritakan apa yang ia lihat. Seraphina berkata bahwa Ia melihat
wajah Ratu Belinda menyeramkan didepan cermin seperti penyihir serta tangannya
berwarna merah dipenuhi dengan darah. Ratu Belinda yang mendengar pernyataan
tersebut agak tersulut emosinya.
“Dengar
ya Putri Seraphina. Kau berimajinasi boleh, Tetapi imajinasimu itu berbahaya.”
Ucap Ratu Belinda dengan senyum tipisnya. Lalu Ratu Belinda menarik tangan
Seraphina dan menyeretnya keluar hingga keluar istana. Seraphina hanya bisa
pasrah apa yang terjadi padanya. Ia hanya bisa menerima konsekuensinya karena
sudah membuat gaduh di Istana.
“Siapapun
yang menolong dia, kalian akan tahu apa konsekuensinya.” Ucap Ratu Belinda
dengan angkuh.
Menyedihkan
sekali tidak ada keadilan untuk dia, tidak ada satupun pelayan dan pengawal
Kerajaan yang menemani Seraphina. Mereka takut dengan Ratu Belinda. Tiba-tiba
kuda itu muncul lalu meminta Seraphina sebaiknya meminta maaf agar tidak
memperpanjang masalah.
Esoknya
Seraphina melihat ibunya sedang berjalan-jalan ditaman menikmati pagi hari yang
indah. Seraphina pun langsung mengampirinya dan sujud dikaki ibu tirinya lalu
meminta maaf sambil menangis. Sebenarnya Ratu Belinda sangat ingin mengusirnya
tetapi Ia mengingat bahwa suaminya akan pulang besok sehingga, Ratu Belinda
memutuskan untuk memaafkannya.
“Maafkan
aku Ibu, aku tahu aku salah, aku tidakakan mengulanginya lagi.” Ucap Seraphina
dengan nada memelas.
“Iya,
Aku akan memaafkanmu. Berjanjilah untuk tidak mengulanginya lagi.” Ucap Ratu
Belinda dengan nada yang agak halus walaupun sedikit kasar.
Tiba-tiba
Seraphina memeluk Ratu Belinda. Ratu Belinda terkejut lalu melepaskan pelukan
nya dengan Seraphina.
“Sebaiknya
kau masuk dan mandi, kau agak bau.” Ucap Ratu Belinda.
“Iya
ibu baiklah” jawab Seraphina.
Semenjak
ibunya meninggal kehidupan Seraphina di kerajaan sangat berbeda dengan
kehidupan saudaranya Alice dan Dion. Karena Seraphina adalah anak rakyat
jelata, Ia terkadang diperlakukan berbeda karena memiliki setengah darah
bangsawan. Mereka merasa iri dan cemburu terhadap Seraphina karena dia
merupakan anak seorang rakyat biasa dan menjadi bagian dari anggota keluarga
kerajaan. Terkadang tak sedikit orang yang mengolok-oloknya bahwa Ia tidak
pantas untuk menjadi seorang putri. Sampai bersumpah jika Seraphina tidak akan
menjadi penerus Kerajaan melainkan lebih pantas untuk budak Kerajaan. Alice dan
dion beserta ibunya, mereka merasa terancam oleh kehadiran Seraphina dan
berusaha untuk menjatuhkannya. Perlakuan tak sedap yang dialami Seraphina
termasuk penghinaan, pengecualian, dan perlakuan kasar. Mereka sering kali
mempermalukannya di depan orang lain, mengolok-oloknya, dan membuatnya merasa
tidak berharga. Namun, meskipun Ia sering kali merasa terluka dan terpukul oleh
perlakuan saudara tirinya dan orang-orang jahat, Seraphina berhati lembut dan
tulus masih ada orang-orang yang baik dan menyayangi Seraphina.
Walaupun
terkadang seraphina merasakan kesepian dikerajaan tetapi, tuan putri ini
memiliki sahabat setia yang tak biasa, seekor kuda bernama Luna. Keduanya
bersama-sama menetapkan jejak kehidupan yang penuh petualangan dan keajaiban.
Luna,
kuda putih Seraphina, adalah makhluk magis yang dipercayakan oleh para dewa
untuk melindungi tuan putrinya. Dengan bulu putih yang berkilau dan mata yang
bercahaya, Luna bukan hanya kuda biasa. Dia memiliki kecerdasan dan kekuatan
magis yang membuatnya berbeda dari kuda-kuda lainnya. Cerita ketika Seraphina
mendapatkan kuda putih itu dari ibunya saat Ia masih berumur 10 tahun ketika ia
berjalan-jalan di taman istana. Seraphina berjalan-jalan di taman istana,
tiba-tiba mendengar suara lembut memanggil namanya
"Sera...Seraphina…."
"Siapa itu? Siapa yang memanggil
namaku?" Ucap sera kebingungan
"Aku
Luna, kuda ajaib yang telah ditugaskan oleh ibumu untuk menemani mu hingga
tugasku selesai." Ucap Luna muncul dengan lembut di hadapan Seraphina.
"Kuda
ajaib? Tapi, ibuku? Bukan kah ibuku sudah tiada? Dan mengapa dia mengirimmu
kepadaku?" Jawab Seraphina kebingungan
"Ibumu,
ibumu tidak meninggal dia adalah Dewi Cahaya, yang telah meninggalkan dunia manusia
untuk menjaga keseimbangan antara cahaya dan kegelapan. Dia mengirimku untuk
membawamu ke dunia magis yang tersembunyi, di mana kamu akan menemukan takdirmu
yang sejati sebagai seorang dewi pembawa kedamaian." Jawab Luna
"Dewi
Cahaya? Aku tidak pernah tahu bahwa ibuku adalah dewi bahkan wajahnya pun sudah
lupa. Dan dunia magis? Apakah itu?" Ucap Seraphina dangan mata yang
berbinar.
"Ya,
dunia magis adalah tempat yang penuh dengan keajaiban dan makhluk ajaib. Kamu
memiliki potensi besar di dalam dirimu untuk mwnjadi seorang dewi." Jelas Luna
Seraphina
memegang pipi kuda Luna dengan antusias. "Aku tidak sabar untuk menjadi
seorang Dewi." Jawab Seraphina kecil dengan kopolosan dan keberaniannya.
Luna
mengangguk dan berkata "Baiklah, tapi aku harus menyelesaikan tugas mu di
dunia ini agar menjadi dewi seutuhnya"
"Tugas
ku sebelum menjadi dewi? Apa itu?" Tanya Seraphina.
"Kau
harus menjadi ratu di Kerajaan Kingland." Jawab Luna.
"Aku
menjadi ratu? Apakah mungkin? Kau ingat aku bukanlah bangsawan asli." Ucap
Seraphina.
"Bangsawan
atau tidak itu tidaklah penting, Kau adalah gadis yang pemberani, kau sangat
dibutuhkan untuk melindungi Negeri ini." Jawab Luna sambil duduk seperti
kuda.
"Baiklah
kalau begitu, sebenarnya aku tidak tahu maksud mu karena aku masih kecil tetapi
aku akan berusaha sebaik mungkin." Jawab Seraphina.
Waktu
sudah berlalu Seraphina sekarang menginjak Usia 20 tahun, Ia sekarang lebih
dewasa dan matang dengan pemkiranya. Hingga pada suatu hari, Raja Gadenio
mendengar.
Kabar
bahwa desa-desa di perbatasan kerajaan mereka diserang oleh makhluk-makhluk
yang ganas dan juga aura gelap. Teriakan minta tolong yang putus asa menggema
di seluruh penjuru negeri Kingland. Raja Gadenio memanggil anak-anaknya untuk
mengatasi masalah ini, jika berhasil Kerajaan Kingland akan diserahkan kepada
salah satu anaknya yang berhasil membawa kebebasan untuk Kerajaan Kingland.
“Apakah
kalian sudah mendengar kabar Kingland saat ini?” Kata raja Gadenio.
“Kami
sudah tahu mengenai kabar tersebut ayah.” Jawab Seraphina sekaligus mewakili
saudara-saudaranya.
“Saat
ini penyihir dari berbagai kerajaan menjadikan satu kekuatannya untuk menyerang
negeri kita, dan sebelumnya sudah menyerang negeri seberang dan membuat negeri
tersebut sudah seperti kota mati.” Jelas raja Gadenio
“Wahai
anak-anakku inilah saatnya kalian menunjukkan kepadaku kemampuan kalian untuk
mempertakankan negeri ini, aku ingin kalian mengalahkan makhluk-makhluk itu
dengan kekuatan yang kalian miliki.” Ucap raja Gadenio
Suasana
pun menjadi hening dan menegangkan, jujur saja mereka juga takut. Karena mereka
akan mempertaruhkan nyawa mereka dan juga kekuatan untuk melawan penyihir
beserta monster-monster yang mengerikan.
Akan
tetapi Seraphina dengan rasa kepemimpinannya sebagai anak dari seorang raja Ia tahu
apa yang harus ia lakukan. Dia merasa panggilan hatinya untuk melindungi
rakyatnya dan memutuskan untuk pergi ke desa-desa yang terkena serangan bersama
Luna.
Hingga
pada akhirnya, Raja Gadineo berkata “Dan juga satu hal lagi, jika kalian memenangkan
pertarungan ini. Aku akan menyerahkan seluruh kekeuasaanku kepada orang yang
bisa memenangkan pertempuran ini tanpa harus menunggu diriku mati terlebih
dahulu.” Lalu pergi meninggalkan mereka.
Mereka
pun terkejut dan kebingungan, terutama Alice dan Dion tidak menyangka bahwa
peralihan kekuasaan melalui pertarungan bukan melalui garis keturunan. Kemudian
mereka pun menyanggupi apa yang dikatakan oleh ayah mereka.
“Malam
ini pikirkan strategi yang apa kalian lakukan dan pilih lah prajurit di
Kerajaan ini sesukamu dan besok perang akan dimulai.” Ucap Raja Gadenio.
Mereka
berbalik dan mengcapkan “Baiklah ayah.” sambil meyondongkan badan tanda
kehormatan.
Di
kamar Seraphina masih memikirkan strategi apa yang digunakan untuk mengalahkan
kekuatan jahat yang menghantui desanya. Kemudian Seraphina memanggil Luna dari
jendela kamarnya. Luna pun muncul dengan kilauan cahaya.
"Kita
harus melindungi mereka, Luna," kata Seraphina sambil mengelus lembut
rambut kuda putih itu.
Luna
mengangguk setuju, mata bercahaya dengan tekad untuk membantu tuan putrinya.
Alice,
Dion dan Ibunya sedang berkumpul diruang rahasia tempat dimana mereka membahas
sesuatu yang bersifat rahasia. Mereka sedang membahas apa yang akan dilakukan
anak-anaknya supaya mendapatkan kekuasaan penuh di Kerajaan Kingland.
“Mengapa
peralihan kekuasaan seperti ini? Seharusnya diserahkan saja kepada pewarisnya
lebih tepatnya aku Putri Alice akan menjadi Ratu Alice” ucap Alice sembari
mengibaskan rambutnya.
“Jika
kekuasaan berada ditangan keluarga kita, aku akan mengusir Sera. Putri kerajaan
yang tidak berguna, apakah kalian tidak tahu dia sering berbicara sendiri?”
Ucap Dion.
“memang
dia agak gila dari dulu.” Sahut Alice.
“JIKA
KALIAN MAUNYA BEGITU PIKIRKANLAH STRATEGI KALIAN UNTUK MENANG BESOK!” Ucap Ratu
Belinda dengan nada marah.
“Heummm…bagaimana
kalua menggunakan kekuatan mama?” Ucap Alice
"Iya
akan mama pikirkan, sekarang kalian harus tidur lebih awal, semua akan mama
urus." Kata ratu Belinda.
“Yakin
mama bisa mengurusnya sendiri?” tanya Alice.
“Tenang
saja, sudah tidurlah.” Ucap Ratu Belinda
Tepat
jam 12 malam, Ratu Belinda pergi pohon besar sangat menyeramkan yang letaknya
tak jauh dari Kerajaan, kemudian mereka melakukan ritual seperti memanggil
seseorang, mengucapkan mantra-mantra dan lagu-lagu. Sampai akhirnya seseorang
muncul dari kepulan asap hitam. Muncul seorang Wanita tua rambut Panjang hidung
runcing dan wajah yang dipenuhi kekeriputan, sangat menyeramkan. Ternyata
Wanita tersebut adalah penyihir.
“Wah
sudah lama sekali tak berjumpa denganmu, kau terlihat awet muda, apa
rahasanya.” Ucap peyihir tua.
“Kau
bahkan bisa lebih muda dariku, kenapa kau merendah sekali?” ucap Ratu Belinda
“Ada
apa kau memanggilku? Apakah kau butuh sesuatu.” Tanya penyihir tua itu.
“Kau
tahu suamiku, emm maksud ku Raja Gadenio tiba-tiba akan menyerahkan tahtanya
kepada anak-anak, tetapi dengan syarat mereka harus melenyapkan bangsa kita
terlebih dahulu.” Jelas ratu Belinda
“Emmm
kita tidak boleh mengalah, kita harus melakukan sesuatu dengan mantra kita.” Ucap
penyihir tua.
“Apakah
kau tidak bisa berpura-pura kalah lalu biarkan aku saja yang menang.” Ucap Ratu
Belinda.
“Lalu
bagaimana dengan Perempuan itu? Dia sangat kuat.” Jawab penyihir tua
“Siapa?
Maksudmu Seraphina?” Tanya ratu Belinda
“Kau
tahu ia manusia spesial di negeri ini.” Jelas Penyihir tua.
“Begini,
Kau biarkan dia menang terlebih dahulu pada awal-awal permainan lalu di akhir
permainan kau gunakan seluruh kekuatanmu untuk menghabisinya dan membunuhnya,
lalu aku dan anak-anakku keluar agar seperti aku pemenangnya, bagaimana?”
“Hmmm…aku
tidak yakin, tetapi akan kita coba.” Jawab penyihir tua
“Baiklah,
sebaiknya sudahi pertemuan kita kali ini, pengawal akan menemukan kita.” Ucap
Ratu Belinda.
Keesokan
harinya Seraphina Bersama saudara tirinya siap untuk bertempur. Tiba-tiba Alice
meendekatkan bibirnya ke telinga Seraphina lalu berkata “Kau akan kalah putri
gila, apakah pantas untuk menjadi seorang Ratu jika sering berbicara sendiri?
Dasar anak penyihir.”
Seraphina
hanya membalasnya dengan tatapan tajam dan senyuman. Mereka pun berkumpul
didepan istana untuk. Kemudian mereka meninggalkan istana dengan tekad yang
kuat, bersiap untuk menghadapi tantangan di luar sana. Perjalanan mereka
membawa mereka melewati hutan yang dalam, gunung yang tinggi, dan lembah yang
indah. Selama perjalanan, mereka bertemu dengan berbagai makhluk ajaib dan
manusia yang membutuhkan bantuan. Seraphina selalu menyapa mereka dengan senyum
ramah dan membantu sebisa mungkin.
Saat
mereka tiba di desa pertama yang terkena serangan, mereka disambut dengan mata
penuh harap. Penduduk desa memberi tahu mereka tentang makhluk-makhluk yang
meneror mereka, dan Seraphina bertekad untuk menghentikan ancaman ini.
"Mungkin
ada sesuatu yang dapat kita lakukan, Seraphina," ujar Luna dengan suara
lembutnya.
Seraphina
mengangguk, "Kita akan melindungi mereka, Luna. Kita akan menjaga keamanan
dan membantu mereka membangun kembali apa yang hancur."
Mereka
bertemu dengan para pemimpin desa dan merencanakan strategi untuk menghadapi
makhluk-makhluk tersebut. Seraphina, dengan kebijaksanaannya, memberikan
saran-saran yang bermanfaat, dan Luna membantu menjelajahi area sekitar untuk
melacak keberadaan makhluk-makhluk itu.
Pertempuran
pun dimulai. Makhluk-makhluk itu muncul di tengah malam, dan Seraphina bersama
Luna berdiri di garis depan pertahanan. Dia menggunakan kekuatan magisnya untuk
melindungi desa dan memandu pasukan desa untuk melawan dengan keberanian. Luna
berlari ke sana-kemari, menunjukkan kecepatan dan keahliannya dalam melibas musuh-musuh
yang mencoba mendekat.
Meskipun
pertempuran sulit, Seraphina dan Luna tidak menyerah. Mereka bersama-sama
mengatasi makhluk-makhluk tersebut, melindungi desa dari ancaman yang ada.
Penduduk desa bersyukur dan terkesan oleh keberanian dan kebaikan hati tuan
putri mereka.
Saat
berita tentang keberhasilan mereka menyebar, Seraphina dan Luna menjadi harapan
bagi banyak orang. Mereka menerima undangan dari kerajaan-kerajaan tetangga
yang menghadapi masalah serupa. Dengan tekad untuk membantu, Seraphina dan Luna
meninggalkan kerajaan mereka untuk menjelajahi dunia yang lebih luas.
Selama
perjalanan mereka, mereka bertemu dengan berbagai tokoh dan makhluk magis.
Seraphina menggunakan kebijaksanaannya untuk meredakan konflik dan membangun
perdamaian di antara bangsa-bangsa yang berselisih. Luna dengan setia berada di
sampingnya, menjadi sahabat dan penasihat setia.
Namun,
tidak semua perjalanan mereka berjalan mulus. Mereka dihadapkan pada
ujian-ujian sulit, termasuk pengkhianatan dari beberapa manusia yang mencoba
memanfaatkan kekuatan Seraphina untuk kepentingan mereka sendiri. Tetapi,
kebijaksanaan dan keberanian Seraphina selalu memimpin mereka melalui
kesulitan-kesulitan tersebut.
Suatu
hari, ketika mereka sedang beristirahat di sebuah desa kecil, Seraphina melihat
terdapat seseorang lelaki muda yang melawan monster-monster jahat didesanya
dengan kekuatan sihirnya, membuat Seraphina tertarik untuk berkenalan dan
menjadikan teman untuk melawan penyihir. Kemudian Seraphina memutuskan untuk
bertemu dengan seorang pria muda yang memiliki pandangan yang berbeda tentang
kekuatan magis. Dia bernama Aric, seorang penyihir muda yang terus mencari
kekuatan untuk membalas dendam atas kematian keluarganya akibat serangan
makhluk ajaib.
“Hai,
bolehkah kita berkenalan?” Ucap Seraphina dengan ramah.
“Aku
tidak tertarik pada Wanita maaf.” Jawab Aric.
“Hey
ayolah aku ingin kita menjadi teman, boleh aku tanya apa jurus yang kau pakai
untuk melawan tadi?.” Tanya Seraphina dengan penuh rasa penasaran.
“Tidak.”
Jawab Aric singkat.
“Huh...
Ketus sekali.” Ucap Seraphina
“Katakan
saja apa yang kau inginkan?” Tanya Aric
“Maukah
kau menjadi temanku untuk melawan penyihir?” Tanya Seraphina
“Aku
tidak mau menjadi temanmu.” Jawab Aric
“Ayolahhh
kau ini jangan seperti anak kecil! lihat muka 21 tahun mu itu.” Ucap Seraphina.
“Darimana
kau tahu aku 21 tahun?” Tanya Aric.
“Aku
penyihir.” Jawab Seraphina singkat
“Ternyata
memang benar istri pertama raja gadenio memanglah penyihir.” Jawab Aric.
“Terserah
apa katamu, tetapi aku ini penyihir baik dan juga kudaku.” Ucap Seraphina.
Awalnya,
Aric ragu terhadap Seraphina dan Luna. Namun, setelah menyaksikan kebaikan hati
dan kebijaksanaan mereka dalam menyelesaikan konflik-konflik, hatinya mulai
luluh. Seraphina dan Luna memberikan pengajaran tentang pentingnya menggunakan
kekuatan dengan bijaksana dan untuk tujuan yang baik.
Aric
bergabung dengan mereka dalam perjalanan mereka, membawa keahlian sihirnya
untuk membantu melindungi dan membantu orang-orang di sepanjang jalan. Dia
belajar banyak dari Seraphina tentang kebijaksanaan dan keberanian, dan
Seraphina juga belajar dari kekuatan dan ketahanan Aric.
Bersama-sama,
mereka menjelajahi dunia yang indah dan berbahaya. Mereka menghadapi berbagai
tantangan, memecahkan misteri, dan membantu orang-orang yang membutuhkan.
Ketenangan dan kebahagiaan yang mereka bawa kepada setiap tempat yang mereka
singgahi menjadikan mereka pahlawan sejati yang dihormati oleh banyak kerajaan.
Namun,
suatu hari, ketika mereka tiba di sebuah kerajaan yang dihantui oleh kutukan
gelap ternyata terdapat ratu Frilly dan kedua anaknya. Betapa kaget nya
Seraphina melihat ibu dan saudaranya terisolasi di kabut-kabut yang berwarna
hitam. Keberanian dan kebijaksanaan Seraphina diuji dalam ujian terberatnya.
Mereka berhadapan dengan makhluk gelap yang mengancam untuk menghancurkan
segala sesuatu yang dihadapi dan menyelamatkan ibu beserta sudara-saudara
tirinya.
Dengan
kekuatan gabungan, Seraphina, Luna, dan Aric mencoba mengatasi kegelapan itu.
Namun, kekuatan gelap itu begitu kuat, menguji ketahanan dan tekad mereka.
Seraphina, dengan hati penuh cinta dan keberanian, mencoba menyelamatkan
kerajaan tersebut dari kutukan gelap yang merajalela.
Dalam
perjuangan terakhir mereka, Luna menunjukkan kekuatan magis yang belum pernah
dilihat sebelumnya. Dia mengorbankan sebagian kekuatannya untuk menciptakan
pelindung ajaib yang menghancurkan kutukan itu dan mengembalikan kehidupan ke
kerajaan tersebut beserta ibu dan saudara-saudara tirinya.
Namun,
pengorbanan Luna membawa konsekuensi besar. Kekuatan ajaibnya melemah, dan
tubuhnya mulai berubah menjadi bentuk roh. Seraphina dan Aric melihat dengan
sedih ratu Belinda dan anak-anaknya yang sedang bersembunyi dibalik semak-semak
terkejut dengan kejadian itu. Bagaimana roh Luna perlahan-lahan menghilang
meninggalkan mereka dalam kehampaan. Menuju langit yang gelap membuat langit
malam yang mencekam menjadi terang, bak bulan yang menerangi langit malam lalu
menghilang sepenuhnya membuat suasana menjadi kembali mencekam. Lalu kulit Ratu
Belinda perlahan-lahan memucat dan kemudian dia meleleh seperti cairan,
anak-anaknya pun kebingungan kemudian mereka keluar dari Semak-sema dan meminta
tolong pada Seraphina.
“Tolong-tolong
mama Sera.” Ucap Alice dengan terengah-engah.
“Kenapa
ada apa?” Tanya seraphina kebingungan.
“Mama,
disana?” Ucap Dion menunjukan arah Semak-semak.
Seraphina
yang melihat kondisi ibu tirinya sangat terkejut. Ia melihat kaki ibunya sudah
meleleh menyisahkan setengah badan dari pinggang keatas.
“Tolong-tolong
aku”Rintih Ratu Belinda.
“Aku
mencium bau penyihir disini.” Ucap Aric.
“Sudah
kita tinggalkan saja, aku sudah tahu semua ini.” Ucap Seraphina.
“tapi…”
Ucap Alice penuh kesedihan.
“Jangan
tinggalkan mama sayang, kemari berpelukan lah sebelum mama menghilang
selamanya.” Ucap Ratu Belinda.
Seraphina
sudah tidak peduli lagi dengan mereka lalu ia memutuskan untuk melihat luna
Bersama dengan Aric. Tiba-tiba Alice berlari dan memeluk ibunya disusul juga
Dion. Alice dan Dion pun juga terkena kutukan, Mereka berdua inut meleleh
dengan ibunya lalu merek bertiga lenyap bersamaan.
Saat
Luna menghilang sepenuhnya, sebuah kilatan cahaya muncul dari tubuhnya yang
memudar. Dari kilatan cahaya itu, muncul seekor anak kuda putih yang
berkilauan. Itu adalah reinkarnasi Luna, membawa kebaikan dan kebijaksanaan
yang sama, tetapi dengan semangat baru dan kehidupan yang baru.
Seraphina
dan Aric merenung di hadapan makhluk kecil yang berkilau itu. Walaupun Luna
telah pergi, keberanian, kebijaksanaan, dan kebaikan hatinya tetap hidup di dalam
reinkarnasi itu. Mereka tahu bahwa petualangan mereka berakhir, Anak kuda putih
yang baru melangkah menuju Langit malam yang gelap, Tanda kewajiban Luna
menemani Seraphina sudah selesai. Seraphina berusaha mengejar Luna tetapi tidak
bisa, Luna menghilang. Serpahina menangis sejadi-jadinya hingga tersungkur ke
tanah kemudian ditenangkan oleh Aric.
Kemudian
mereka pulang menuju istana dengan penuh keharuan. Warga-warga menyambut
Seraphina dengan antusias Ketika lewat didepan rumahnya. Raja Gadenio menyambut
dengan penuh bangga. Lalu esoknya Seraphina diangkat menjadi ratu dan juga Aric
diangkat menjadi penglima Kerajaan.
Ratu
Seraphina telah berhasil memimpin Kerajaan Kingland dengan bijaksana dan
keadilan. Namun, ada satu hal yang selalu mengganjal di hatinya dia belum
pernah bertemu dengan ibunya, yang merupakan Dewi Cahaya, sejak dia memilih
untuk menjadi ratu daripada menjadi dewi sepenuhnya.
Suatu
hari, ketika Ratu Seraphina sedang berjalan-jalan di taman istana, dia
tiba-tiba merasakan kehadiran yang kuat dan penuh cahaya. Dia tahu itu adalah
ibunya yang datang untuk bertemu dengannya. Dengan hati berdebar, Seraphina
mengikuti cahaya itu dan menemukan ibunya berdiri di tengah taman, memancarkan
keindahan dan kehangatan yang luar biasa.
Dewi
Cahaya tersenyum lembut saat melihat putrinya. Mereka saling memandang dengan
penuh kasih sayang, dan kemudian Dewi Cahaya berkata, "Seraphina, putriku,
akhirnya kita bertemu lagi setelah begitu lama. Aku bangga melihatmu menjadi
seorang ratu yang hebat. Namun, aku ingin tahu, apa yang membuatmu memilih
menjadi ratu daripada menjadi dewi sepenuhnya?"
Ratu
Seraphina merasa campur aduk. Dia tahu bahwa pertanyaan ini akan datang suatu
hari, tetapi dia belum yakin bagaimana menjelaskannya kepada ibunya satu sisi
ia ingin bertemu dengan Luna tetapi Kingland lebih membutuhkannya. Dengan penuh
keberanian, dia menjawab, "Ibu, aku memilih menjadi ratu karena panggilan
hatiku adalah untuk membawa perubahan dan keadilan bagi rakyat Kingland. Aku
ingin memastikan bahwa mereka hidup dalam kemakmuran dan kebahagiaan. Meskipun
menjadi dewi adalah kehormatan besar, aku merasa bahwa peran sebagai ratu
memberiku kesempatan untuk benar-benar berinteraksi dengan rakyatku dan membantu
mereka secara langsung."
Dewi
Cahaya mendengarkan dengan penuh perhatian dan kemudian tersenyum bangga. Dia
mengerti keputusan putrinya dan menghormatinya. "Seraphina, kamu telah
menunjukkan kebijaksanaan dan keberanian yang luar biasa. Aku melihat betapa
besar cinta dan dedikasimu untuk rakyatmu. Keputusanmu untuk menjadi ratu
adalah pilihan yang mulia. Dewi Cahaya berkata kepada anaknya, “Aku yakin bahwa
kamu akan terus membawa kebahagiaan dan keadilan bagi mereka."
Ratu
Seraphina merasa lega mendengar kata-kata ibunya. Mereka berpelukan erat,
merasakan kehangatan dan cinta yang saling mengalir di antara mereka. Dewi
Cahaya memberikan berkatnya kepada putrinya dan berjanji untuk selalu
melindunginya dalam perjalanan kepemimpinannya.
Seraphina
mengajarkan tentang keberanian, kebijaksanaan, dan kebaikan hati yang dapat
mengatasi kegelapan dan membawa cahaya ke dalam dunia yang penuh dengan
keajaiban. Dan cerita ini mengajarkan kita tentang perbuatan buruk akan
berakhir dengan keburukan, cerita ini juga mengajarkan tentang mengikuti
panggilan hati kita dan memilih jalan yang benar-benar kita inginkan, meskipun
itu berarti mengecewakan harapan orang lain. Seraphina membuktikan bahwa
menjadi seorang pemimpin yang baik tidak selalu berarti mengikuti apa yang
diharapkan orang lain, tetapi mengikuti impian dan tujuan pribadi kita.
Selesai…..!!!!
Tidak ada komentar: