PILIHAN DEWI UNTUK MENJADI MANUSIA

Minggu, Januari 14, 2024

PILIHAN DEWI UNTUK MENJADI MANUSIA

Oleh : Syifa Cahaya Gunawan

 


Dahulu kala ada sebuah negara yang sejahtera. Rakyatnya makmur dan hidup bahagia di bawah pemerintahan Raja Gadenio. Raja Gadenio memerintah Kerajaan Kingland setelah kematian Ayahnya, Raja Rion. Raja Gadenio menikah dua kali dan dikaruniai tiga orang anak. Terdiri dari dua perempuan dan satu laki-laki bernama Seraphina, Alice dan Dion. Seraphina adalah anak pertama Raja Gadenio dan istri pertamanya yang merupakan rakyat biasa di kerajaan. Sedangkan Alice dan Dion merupakan anak dari istri kedua Raja Gadenio, Putri Belinda dari Kerajaan Andalaksia.

Seraphina berarti malaikat dalam bahasa Ibrani. Kelahiran Seraphina merupakan sebuah keajaiban, membawa cahaya yang luar biasa dalam kehidupan kerajaan. Seraphina berhati lembut, baik dan sopan santun kepada siapa saja walaupun orang tersebut sudah berperilaku tak baik padanya. Seraphina, dengan rambut berwarna hitam panjang dan mata hitam yang bersinar. Seraphina tumbuh dengan kelembutan dan kebijaksanaan yang tidak biasa untuk usianya.

Dia tidak seperti tuan putri yang hanya memikirkan kekayaan dan kecantikan. Tetapi sebaliknya, Seraphina lebih tertarik pada dunia di luar istana dan memiliki hati yang penuh kasih untuk rakyatnya, bahkan tanpa polesan Seraphina sudah sangat cantik bak seorang dewi. Berbeda dengan saudara tirinya Alice dan Dion, Alice tipe manusia angkuh sering memandang orang lain rendah Ia juga sering membentak para pelayan kerajaan. Dion pun juga, kelakuannya dengan kakaknya bak Pinang dibelah dua.

Hingga pada suatu hari terjadi kegaduhan yang hebat dikerajaan sampai-sampai Seraphina hampir diusir dari Kerajaan. Yaitu Ketika Seraphina berteriak hingga seluruh Kerajaan gaduh.

Tiba-tiba Seraphina berlari keseluruh Lorong kerajaan sambal berteriak, “penyihir-penyihir, Ibu Belinda peyihir.”

“Aku melihatnya di cermin dia menyeramkan.” Ucap Seraphina ke penjaga Kerajaan kemudian Seraphina berusaha masuk ke ruangan Raja Gadeion tetapi penjaga Kerajaan menahannya. Tiba-tiba Ratu Belinda muncul dari kamarnya lalu Ia berteriak ke penjaga untuk menangkap Seraphina.

Kemudian Ratu Belinda keluar dari kamarnya berjalan terburu-buru dengan wajah menyeramkan tidak lupa kedua tangannya mengangkat gaun yang dikenakannya agar mudah untuk berjalan. Lalu Ia berteriak, “Pengawal jangan diam saja pegangi dia.”

“Dasar penyusup, tidak tahu sopan santun, kau ini sudah gila ya?!” Ucap Ratu Belinda dengan suara yang keras lalu mengayunkan tanganya mengarah ke pipi Seraphina. Hamper saja tangan tersebut mendarat di pipi Seraphina, dengan cepat tangan Ratu Belinda ditahan oleh penjaga kerajaan. Terlihat raut wajah ketakutan dari wajah Seraphina. Lalu pintu besar terbuka, Raja Gadenio keluar kemudian Ia menanyakan apa yang terjadi.

“Ada kekacauan apa ini?” Tanya Raja Gadenio.

“Dia memanggilku penyihir sayang…” Ucap Ratu Belinda memelas kepada suaminya.

“Tetapi ayah aku tadi melihat sesuatu yang menyeramkan.” Ucap Seraphina.

“APA HA? KAU MELIHAT APA? APAKAH KAU TIDAK TAHU JIKA AKU PUTRI DARI ANDALAKSIA ANAK DARI RAJA WILLIAM DAN RATU ADELINE DAN KAU MASIH MENYEBUTKU PENYIHIR?!” Ucap Ratu Belinda dengan nada yang keras membuat Seraphina makin ketakutan.

“Sudahlah sayang, dia hanya anak kecil masih suka berimajinasi.” Ucap Raja Gadenio menengahi konflik yang sedang terjadi.

Ratu Belinda Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya lalu berkata “Tidak dia sudah keterlaluan, dia sudah menyusup lalu membuat kegaduhan, ia pantas untuk diberi hukuman.”

“Sekarang aku ada urusan diluar kota sayang, aku serahkan padamu Gerald.” Ucap Raja gadenio sambil mengecup kening istrinya


 

Gerald (pengawal Kerajaan)

Raja Gadenio malah meminta pengawalnya untuk membantu menyelesaikan masalah ini. Karena, Raja Gadenio berpikir hanya masalah keluarga biasa antara ibu dan anak. Raja Gadenio lebih memilih untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dinegaranya daripada menyelesaikan masalah keluarganya terlebih dahulu.

Lalu Seraphina dibawa ke ruang pengadilan Kerajaan dan ditanyai apa yang ia lihat. Lalu Seraphina menceritakan apa yang ia lihat. Seraphina berkata bahwa Ia melihat wajah Ratu Belinda menyeramkan didepan cermin seperti penyihir serta tangannya berwarna merah dipenuhi dengan darah. Ratu Belinda yang mendengar pernyataan tersebut agak tersulut emosinya.

“Dengar ya Putri Seraphina. Kau berimajinasi boleh, Tetapi imajinasimu itu berbahaya.” Ucap Ratu Belinda dengan senyum tipisnya. Lalu Ratu Belinda menarik tangan Seraphina dan menyeretnya keluar hingga keluar istana. Seraphina hanya bisa pasrah apa yang terjadi padanya. Ia hanya bisa menerima konsekuensinya karena sudah membuat gaduh di Istana.

“Siapapun yang menolong dia, kalian akan tahu apa konsekuensinya.” Ucap Ratu Belinda dengan angkuh.

Menyedihkan sekali tidak ada keadilan untuk dia, tidak ada satupun pelayan dan pengawal Kerajaan yang menemani Seraphina. Mereka takut dengan Ratu Belinda. Tiba-tiba kuda itu muncul lalu meminta Seraphina sebaiknya meminta maaf agar tidak memperpanjang masalah.

Esoknya Seraphina melihat ibunya sedang berjalan-jalan ditaman menikmati pagi hari yang indah. Seraphina pun langsung mengampirinya dan sujud dikaki ibu tirinya lalu meminta maaf sambil menangis. Sebenarnya Ratu Belinda sangat ingin mengusirnya tetapi Ia mengingat bahwa suaminya akan pulang besok sehingga, Ratu Belinda memutuskan untuk memaafkannya.

“Maafkan aku Ibu, aku tahu aku salah, aku tidakakan mengulanginya lagi.” Ucap Seraphina dengan nada memelas.

“Iya, Aku akan memaafkanmu. Berjanjilah untuk tidak mengulanginya lagi.” Ucap Ratu Belinda dengan nada yang agak halus walaupun sedikit kasar.

Tiba-tiba Seraphina memeluk Ratu Belinda. Ratu Belinda terkejut lalu melepaskan pelukan nya dengan Seraphina.

“Sebaiknya kau masuk dan mandi, kau agak bau.” Ucap Ratu Belinda.

“Iya ibu baiklah” jawab Seraphina.

Semenjak ibunya meninggal kehidupan Seraphina di kerajaan sangat berbeda dengan kehidupan saudaranya Alice dan Dion. Karena Seraphina adalah anak rakyat jelata, Ia terkadang diperlakukan berbeda karena memiliki setengah darah bangsawan. Mereka merasa iri dan cemburu terhadap Seraphina karena dia merupakan anak seorang rakyat biasa dan menjadi bagian dari anggota keluarga kerajaan. Terkadang tak sedikit orang yang mengolok-oloknya bahwa Ia tidak pantas untuk menjadi seorang putri. Sampai bersumpah jika Seraphina tidak akan menjadi penerus Kerajaan melainkan lebih pantas untuk budak Kerajaan. Alice dan dion beserta ibunya, mereka merasa terancam oleh kehadiran Seraphina dan berusaha untuk menjatuhkannya. Perlakuan tak sedap yang dialami Seraphina termasuk penghinaan, pengecualian, dan perlakuan kasar. Mereka sering kali mempermalukannya di depan orang lain, mengolok-oloknya, dan membuatnya merasa tidak berharga. Namun, meskipun Ia sering kali merasa terluka dan terpukul oleh perlakuan saudara tirinya dan orang-orang jahat, Seraphina berhati lembut dan tulus masih ada orang-orang yang baik dan menyayangi Seraphina.

Walaupun terkadang seraphina merasakan kesepian dikerajaan tetapi, tuan putri ini memiliki sahabat setia yang tak biasa, seekor kuda bernama Luna. Keduanya bersama-sama menetapkan jejak kehidupan yang penuh petualangan dan keajaiban.

Luna, kuda putih Seraphina, adalah makhluk magis yang dipercayakan oleh para dewa untuk melindungi tuan putrinya. Dengan bulu putih yang berkilau dan mata yang bercahaya, Luna bukan hanya kuda biasa. Dia memiliki kecerdasan dan kekuatan magis yang membuatnya berbeda dari kuda-kuda lainnya. Cerita ketika Seraphina mendapatkan kuda putih itu dari ibunya saat Ia masih berumur 10 tahun ketika ia berjalan-jalan di taman istana. Seraphina berjalan-jalan di taman istana, tiba-tiba mendengar suara lembut memanggil namanya

"Sera...Seraphina…."

"Siapa itu? Siapa yang memanggil namaku?" Ucap sera kebingungan

"Aku Luna, kuda ajaib yang telah ditugaskan oleh ibumu untuk menemani mu hingga tugasku selesai." Ucap Luna muncul dengan lembut di hadapan Seraphina.

"Kuda ajaib? Tapi, ibuku? Bukan kah ibuku sudah tiada? Dan mengapa dia mengirimmu kepadaku?" Jawab Seraphina kebingungan

"Ibumu, ibumu tidak meninggal dia adalah Dewi Cahaya, yang telah meninggalkan dunia manusia untuk menjaga keseimbangan antara cahaya dan kegelapan. Dia mengirimku untuk membawamu ke dunia magis yang tersembunyi, di mana kamu akan menemukan takdirmu yang sejati sebagai seorang dewi pembawa kedamaian." Jawab Luna

"Dewi Cahaya? Aku tidak pernah tahu bahwa ibuku adalah dewi bahkan wajahnya pun sudah lupa. Dan dunia magis? Apakah itu?" Ucap Seraphina dangan mata yang berbinar.

"Ya, dunia magis adalah tempat yang penuh dengan keajaiban dan makhluk ajaib. Kamu memiliki potensi besar di dalam dirimu untuk mwnjadi seorang dewi." Jelas Luna

Seraphina memegang pipi kuda Luna dengan antusias. "Aku tidak sabar untuk menjadi seorang Dewi." Jawab Seraphina kecil dengan kopolosan dan keberaniannya.

Luna mengangguk dan berkata "Baiklah, tapi aku harus menyelesaikan tugas mu di dunia ini agar menjadi dewi seutuhnya"

"Tugas ku sebelum menjadi dewi? Apa itu?" Tanya Seraphina.

"Kau harus menjadi ratu di Kerajaan Kingland." Jawab Luna.

"Aku menjadi ratu? Apakah mungkin? Kau ingat aku bukanlah bangsawan asli." Ucap Seraphina.

"Bangsawan atau tidak itu tidaklah penting, Kau adalah gadis yang pemberani, kau sangat dibutuhkan untuk melindungi Negeri ini." Jawab Luna sambil duduk seperti kuda.

"Baiklah kalau begitu, sebenarnya aku tidak tahu maksud mu karena aku masih kecil tetapi aku akan berusaha sebaik mungkin." Jawab Seraphina.

Waktu sudah berlalu Seraphina sekarang menginjak Usia 20 tahun, Ia sekarang lebih dewasa dan matang dengan pemkiranya. Hingga pada suatu hari, Raja Gadenio mendengar.

Kabar bahwa desa-desa di perbatasan kerajaan mereka diserang oleh makhluk-makhluk yang ganas dan juga aura gelap. Teriakan minta tolong yang putus asa menggema di seluruh penjuru negeri Kingland. Raja Gadenio memanggil anak-anaknya untuk mengatasi masalah ini, jika berhasil Kerajaan Kingland akan diserahkan kepada salah satu anaknya yang berhasil membawa kebebasan untuk Kerajaan Kingland.

“Apakah kalian sudah mendengar kabar Kingland saat ini?” Kata raja Gadenio.

“Kami sudah tahu mengenai kabar tersebut ayah.” Jawab Seraphina sekaligus mewakili saudara-saudaranya.

“Saat ini penyihir dari berbagai kerajaan menjadikan satu kekuatannya untuk menyerang negeri kita, dan sebelumnya sudah menyerang negeri seberang dan membuat negeri tersebut sudah seperti kota mati.” Jelas raja Gadenio

“Wahai anak-anakku inilah saatnya kalian menunjukkan kepadaku kemampuan kalian untuk mempertakankan negeri ini, aku ingin kalian mengalahkan makhluk-makhluk itu dengan kekuatan yang kalian miliki.” Ucap raja Gadenio

Suasana pun menjadi hening dan menegangkan, jujur saja mereka juga takut. Karena mereka akan mempertaruhkan nyawa mereka dan juga kekuatan untuk melawan penyihir beserta monster-monster yang mengerikan.

Akan tetapi Seraphina dengan rasa kepemimpinannya sebagai anak dari seorang raja Ia tahu apa yang harus ia lakukan. Dia merasa panggilan hatinya untuk melindungi rakyatnya dan memutuskan untuk pergi ke desa-desa yang terkena serangan bersama Luna.

Hingga pada akhirnya, Raja Gadineo berkata “Dan juga satu hal lagi, jika kalian memenangkan pertarungan ini. Aku akan menyerahkan seluruh kekeuasaanku kepada orang yang bisa memenangkan pertempuran ini tanpa harus menunggu diriku mati terlebih dahulu.” Lalu pergi meninggalkan mereka.

Mereka pun terkejut dan kebingungan, terutama Alice dan Dion tidak menyangka bahwa peralihan kekuasaan melalui pertarungan bukan melalui garis keturunan. Kemudian mereka pun menyanggupi apa yang dikatakan oleh ayah mereka.

“Malam ini pikirkan strategi yang apa kalian lakukan dan pilih lah prajurit di Kerajaan ini sesukamu dan besok perang akan dimulai.” Ucap Raja Gadenio.

Mereka berbalik dan mengcapkan “Baiklah ayah.” sambil meyondongkan badan tanda kehormatan.

Di kamar Seraphina masih memikirkan strategi apa yang digunakan untuk mengalahkan kekuatan jahat yang menghantui desanya. Kemudian Seraphina memanggil Luna dari jendela kamarnya. Luna pun muncul dengan kilauan cahaya.

"Kita harus melindungi mereka, Luna," kata Seraphina sambil mengelus lembut rambut kuda putih itu.

Luna mengangguk setuju, mata bercahaya dengan tekad untuk membantu tuan putrinya.

Alice, Dion dan Ibunya sedang berkumpul diruang rahasia tempat dimana mereka membahas sesuatu yang bersifat rahasia. Mereka sedang membahas apa yang akan dilakukan anak-anaknya supaya mendapatkan kekuasaan penuh di Kerajaan Kingland.

“Mengapa peralihan kekuasaan seperti ini? Seharusnya diserahkan saja kepada pewarisnya lebih tepatnya aku Putri Alice akan menjadi Ratu Alice” ucap Alice sembari mengibaskan rambutnya.

“Jika kekuasaan berada ditangan keluarga kita, aku akan mengusir Sera. Putri kerajaan yang tidak berguna, apakah kalian tidak tahu dia sering berbicara sendiri?” Ucap Dion.

“memang dia agak gila dari dulu.” Sahut Alice.

“JIKA KALIAN MAUNYA BEGITU PIKIRKANLAH STRATEGI KALIAN UNTUK MENANG BESOK!” Ucap Ratu Belinda dengan nada marah.

“Heummm…bagaimana kalua menggunakan kekuatan mama?” Ucap Alice

"Iya akan mama pikirkan, sekarang kalian harus tidur lebih awal, semua akan mama urus." Kata ratu Belinda.

“Yakin mama bisa mengurusnya sendiri?” tanya Alice.

“Tenang saja, sudah tidurlah.” Ucap Ratu Belinda

Tepat jam 12 malam, Ratu Belinda pergi pohon besar sangat menyeramkan yang letaknya tak jauh dari Kerajaan, kemudian mereka melakukan ritual seperti memanggil seseorang, mengucapkan mantra-mantra dan lagu-lagu. Sampai akhirnya seseorang muncul dari kepulan asap hitam. Muncul seorang Wanita tua rambut Panjang hidung runcing dan wajah yang dipenuhi kekeriputan, sangat menyeramkan. Ternyata Wanita tersebut adalah penyihir.

“Wah sudah lama sekali tak berjumpa denganmu, kau terlihat awet muda, apa rahasanya.” Ucap peyihir tua.

“Kau bahkan bisa lebih muda dariku, kenapa kau merendah sekali?” ucap Ratu Belinda

“Ada apa kau memanggilku? Apakah kau butuh sesuatu.” Tanya penyihir tua itu.

“Kau tahu suamiku, emm maksud ku Raja Gadenio tiba-tiba akan menyerahkan tahtanya kepada anak-anak, tetapi dengan syarat mereka harus melenyapkan bangsa kita terlebih dahulu.” Jelas ratu Belinda

“Emmm kita tidak boleh mengalah, kita harus melakukan sesuatu dengan mantra kita.” Ucap penyihir tua.

“Apakah kau tidak bisa berpura-pura kalah lalu biarkan aku saja yang menang.” Ucap Ratu Belinda.

“Lalu bagaimana dengan Perempuan itu? Dia sangat kuat.” Jawab penyihir tua

“Siapa? Maksudmu Seraphina?” Tanya ratu Belinda

“Kau tahu ia manusia spesial di negeri ini.” Jelas Penyihir tua.

“Begini, Kau biarkan dia menang terlebih dahulu pada awal-awal permainan lalu di akhir permainan kau gunakan seluruh kekuatanmu untuk menghabisinya dan membunuhnya, lalu aku dan anak-anakku keluar agar seperti aku pemenangnya, bagaimana?”

“Hmmm…aku tidak yakin, tetapi akan kita coba.” Jawab penyihir tua

“Baiklah, sebaiknya sudahi pertemuan kita kali ini, pengawal akan menemukan kita.” Ucap Ratu Belinda.

Keesokan harinya Seraphina Bersama saudara tirinya siap untuk bertempur. Tiba-tiba Alice meendekatkan bibirnya ke telinga Seraphina lalu berkata “Kau akan kalah putri gila, apakah pantas untuk menjadi seorang Ratu jika sering berbicara sendiri? Dasar anak penyihir.”

Seraphina hanya membalasnya dengan tatapan tajam dan senyuman. Mereka pun berkumpul didepan istana untuk. Kemudian mereka meninggalkan istana dengan tekad yang kuat, bersiap untuk menghadapi tantangan di luar sana. Perjalanan mereka membawa mereka melewati hutan yang dalam, gunung yang tinggi, dan lembah yang indah. Selama perjalanan, mereka bertemu dengan berbagai makhluk ajaib dan manusia yang membutuhkan bantuan. Seraphina selalu menyapa mereka dengan senyum ramah dan membantu sebisa mungkin.

Saat mereka tiba di desa pertama yang terkena serangan, mereka disambut dengan mata penuh harap. Penduduk desa memberi tahu mereka tentang makhluk-makhluk yang meneror mereka, dan Seraphina bertekad untuk menghentikan ancaman ini.

"Mungkin ada sesuatu yang dapat kita lakukan, Seraphina," ujar Luna dengan suara lembutnya.

Seraphina mengangguk, "Kita akan melindungi mereka, Luna. Kita akan menjaga keamanan dan membantu mereka membangun kembali apa yang hancur."

Mereka bertemu dengan para pemimpin desa dan merencanakan strategi untuk menghadapi makhluk-makhluk tersebut. Seraphina, dengan kebijaksanaannya, memberikan saran-saran yang bermanfaat, dan Luna membantu menjelajahi area sekitar untuk melacak keberadaan makhluk-makhluk itu.

Pertempuran pun dimulai. Makhluk-makhluk itu muncul di tengah malam, dan Seraphina bersama Luna berdiri di garis depan pertahanan. Dia menggunakan kekuatan magisnya untuk melindungi desa dan memandu pasukan desa untuk melawan dengan keberanian. Luna berlari ke sana-kemari, menunjukkan kecepatan dan keahliannya dalam melibas musuh-musuh yang mencoba mendekat.

Meskipun pertempuran sulit, Seraphina dan Luna tidak menyerah. Mereka bersama-sama mengatasi makhluk-makhluk tersebut, melindungi desa dari ancaman yang ada. Penduduk desa bersyukur dan terkesan oleh keberanian dan kebaikan hati tuan putri mereka.

Saat berita tentang keberhasilan mereka menyebar, Seraphina dan Luna menjadi harapan bagi banyak orang. Mereka menerima undangan dari kerajaan-kerajaan tetangga yang menghadapi masalah serupa. Dengan tekad untuk membantu, Seraphina dan Luna meninggalkan kerajaan mereka untuk menjelajahi dunia yang lebih luas.

Selama perjalanan mereka, mereka bertemu dengan berbagai tokoh dan makhluk magis. Seraphina menggunakan kebijaksanaannya untuk meredakan konflik dan membangun perdamaian di antara bangsa-bangsa yang berselisih. Luna dengan setia berada di sampingnya, menjadi sahabat dan penasihat setia.

Namun, tidak semua perjalanan mereka berjalan mulus. Mereka dihadapkan pada ujian-ujian sulit, termasuk pengkhianatan dari beberapa manusia yang mencoba memanfaatkan kekuatan Seraphina untuk kepentingan mereka sendiri. Tetapi, kebijaksanaan dan keberanian Seraphina selalu memimpin mereka melalui kesulitan-kesulitan tersebut.

Suatu hari, ketika mereka sedang beristirahat di sebuah desa kecil, Seraphina melihat terdapat seseorang lelaki muda yang melawan monster-monster jahat didesanya dengan kekuatan sihirnya, membuat Seraphina tertarik untuk berkenalan dan menjadikan teman untuk melawan penyihir. Kemudian Seraphina memutuskan untuk bertemu dengan seorang pria muda yang memiliki pandangan yang berbeda tentang kekuatan magis. Dia bernama Aric, seorang penyihir muda yang terus mencari kekuatan untuk membalas dendam atas kematian keluarganya akibat serangan makhluk ajaib.

“Hai, bolehkah kita berkenalan?” Ucap Seraphina dengan ramah.

“Aku tidak tertarik pada Wanita maaf.” Jawab Aric.

“Hey ayolah aku ingin kita menjadi teman, boleh aku tanya apa jurus yang kau pakai untuk melawan tadi?.” Tanya Seraphina dengan penuh rasa penasaran.

“Tidak.” Jawab Aric singkat.

“Huh... Ketus sekali.” Ucap Seraphina

“Katakan saja apa yang kau inginkan?” Tanya Aric

“Maukah kau menjadi temanku untuk melawan penyihir?” Tanya Seraphina

“Aku tidak mau menjadi temanmu.” Jawab Aric

“Ayolahhh kau ini jangan seperti anak kecil! lihat muka 21 tahun mu itu.” Ucap Seraphina.

“Darimana kau tahu aku 21 tahun?” Tanya Aric.

“Aku penyihir.” Jawab Seraphina singkat

“Ternyata memang benar istri pertama raja gadenio memanglah penyihir.” Jawab Aric.

“Terserah apa katamu, tetapi aku ini penyihir baik dan juga kudaku.” Ucap Seraphina.

Awalnya, Aric ragu terhadap Seraphina dan Luna. Namun, setelah menyaksikan kebaikan hati dan kebijaksanaan mereka dalam menyelesaikan konflik-konflik, hatinya mulai luluh. Seraphina dan Luna memberikan pengajaran tentang pentingnya menggunakan kekuatan dengan bijaksana dan untuk tujuan yang baik.

Aric bergabung dengan mereka dalam perjalanan mereka, membawa keahlian sihirnya untuk membantu melindungi dan membantu orang-orang di sepanjang jalan. Dia belajar banyak dari Seraphina tentang kebijaksanaan dan keberanian, dan Seraphina juga belajar dari kekuatan dan ketahanan Aric.

Bersama-sama, mereka menjelajahi dunia yang indah dan berbahaya. Mereka menghadapi berbagai tantangan, memecahkan misteri, dan membantu orang-orang yang membutuhkan. Ketenangan dan kebahagiaan yang mereka bawa kepada setiap tempat yang mereka singgahi menjadikan mereka pahlawan sejati yang dihormati oleh banyak kerajaan.

Namun, suatu hari, ketika mereka tiba di sebuah kerajaan yang dihantui oleh kutukan gelap ternyata terdapat ratu Frilly dan kedua anaknya. Betapa kaget nya Seraphina melihat ibu dan saudaranya terisolasi di kabut-kabut yang berwarna hitam. Keberanian dan kebijaksanaan Seraphina diuji dalam ujian terberatnya. Mereka berhadapan dengan makhluk gelap yang mengancam untuk menghancurkan segala sesuatu yang dihadapi dan menyelamatkan ibu beserta sudara-saudara tirinya.

Dengan kekuatan gabungan, Seraphina, Luna, dan Aric mencoba mengatasi kegelapan itu. Namun, kekuatan gelap itu begitu kuat, menguji ketahanan dan tekad mereka. Seraphina, dengan hati penuh cinta dan keberanian, mencoba menyelamatkan kerajaan tersebut dari kutukan gelap yang merajalela.

Dalam perjuangan terakhir mereka, Luna menunjukkan kekuatan magis yang belum pernah dilihat sebelumnya. Dia mengorbankan sebagian kekuatannya untuk menciptakan pelindung ajaib yang menghancurkan kutukan itu dan mengembalikan kehidupan ke kerajaan tersebut beserta ibu dan saudara-saudara tirinya.

Namun, pengorbanan Luna membawa konsekuensi besar. Kekuatan ajaibnya melemah, dan tubuhnya mulai berubah menjadi bentuk roh. Seraphina dan Aric melihat dengan sedih ratu Belinda dan anak-anaknya yang sedang bersembunyi dibalik semak-semak terkejut dengan kejadian itu. Bagaimana roh Luna perlahan-lahan menghilang meninggalkan mereka dalam kehampaan. Menuju langit yang gelap membuat langit malam yang mencekam menjadi terang, bak bulan yang menerangi langit malam lalu menghilang sepenuhnya membuat suasana menjadi kembali mencekam. Lalu kulit Ratu Belinda perlahan-lahan memucat dan kemudian dia meleleh seperti cairan, anak-anaknya pun kebingungan kemudian mereka keluar dari Semak-sema dan meminta tolong pada Seraphina.

“Tolong-tolong mama Sera.” Ucap Alice dengan terengah-engah.

“Kenapa ada apa?” Tanya seraphina kebingungan.

“Mama, disana?” Ucap Dion menunjukan arah Semak-semak.

Seraphina yang melihat kondisi ibu tirinya sangat terkejut. Ia melihat kaki ibunya sudah meleleh menyisahkan setengah badan dari pinggang keatas.

“Tolong-tolong aku”Rintih Ratu Belinda.

“Aku mencium bau penyihir disini.” Ucap Aric.

“Sudah kita tinggalkan saja, aku sudah tahu semua ini.” Ucap Seraphina.

“tapi…” Ucap Alice penuh kesedihan.

“Jangan tinggalkan mama sayang, kemari berpelukan lah sebelum mama menghilang selamanya.” Ucap Ratu Belinda.

Seraphina sudah tidak peduli lagi dengan mereka lalu ia memutuskan untuk melihat luna Bersama dengan Aric. Tiba-tiba Alice berlari dan memeluk ibunya disusul juga Dion. Alice dan Dion pun juga terkena kutukan, Mereka berdua inut meleleh dengan ibunya lalu merek bertiga lenyap bersamaan.

Saat Luna menghilang sepenuhnya, sebuah kilatan cahaya muncul dari tubuhnya yang memudar. Dari kilatan cahaya itu, muncul seekor anak kuda putih yang berkilauan. Itu adalah reinkarnasi Luna, membawa kebaikan dan kebijaksanaan yang sama, tetapi dengan semangat baru dan kehidupan yang baru.

Seraphina dan Aric merenung di hadapan makhluk kecil yang berkilau itu. Walaupun Luna telah pergi, keberanian, kebijaksanaan, dan kebaikan hatinya tetap hidup di dalam reinkarnasi itu. Mereka tahu bahwa petualangan mereka berakhir, Anak kuda putih yang baru melangkah menuju Langit malam yang gelap, Tanda kewajiban Luna menemani Seraphina sudah selesai. Seraphina berusaha mengejar Luna tetapi tidak bisa, Luna menghilang. Serpahina menangis sejadi-jadinya hingga tersungkur ke tanah kemudian ditenangkan oleh Aric.

Kemudian mereka pulang menuju istana dengan penuh keharuan. Warga-warga menyambut Seraphina dengan antusias Ketika lewat didepan rumahnya. Raja Gadenio menyambut dengan penuh bangga. Lalu esoknya Seraphina diangkat menjadi ratu dan juga Aric diangkat menjadi penglima Kerajaan.

Ratu Seraphina telah berhasil memimpin Kerajaan Kingland dengan bijaksana dan keadilan. Namun, ada satu hal yang selalu mengganjal di hatinya dia belum pernah bertemu dengan ibunya, yang merupakan Dewi Cahaya, sejak dia memilih untuk menjadi ratu daripada menjadi dewi sepenuhnya.

Suatu hari, ketika Ratu Seraphina sedang berjalan-jalan di taman istana, dia tiba-tiba merasakan kehadiran yang kuat dan penuh cahaya. Dia tahu itu adalah ibunya yang datang untuk bertemu dengannya. Dengan hati berdebar, Seraphina mengikuti cahaya itu dan menemukan ibunya berdiri di tengah taman, memancarkan keindahan dan kehangatan yang luar biasa.

Dewi Cahaya tersenyum lembut saat melihat putrinya. Mereka saling memandang dengan penuh kasih sayang, dan kemudian Dewi Cahaya berkata, "Seraphina, putriku, akhirnya kita bertemu lagi setelah begitu lama. Aku bangga melihatmu menjadi seorang ratu yang hebat. Namun, aku ingin tahu, apa yang membuatmu memilih menjadi ratu daripada menjadi dewi sepenuhnya?"

Ratu Seraphina merasa campur aduk. Dia tahu bahwa pertanyaan ini akan datang suatu hari, tetapi dia belum yakin bagaimana menjelaskannya kepada ibunya satu sisi ia ingin bertemu dengan Luna tetapi Kingland lebih membutuhkannya. Dengan penuh keberanian, dia menjawab, "Ibu, aku memilih menjadi ratu karena panggilan hatiku adalah untuk membawa perubahan dan keadilan bagi rakyat Kingland. Aku ingin memastikan bahwa mereka hidup dalam kemakmuran dan kebahagiaan. Meskipun menjadi dewi adalah kehormatan besar, aku merasa bahwa peran sebagai ratu memberiku kesempatan untuk benar-benar berinteraksi dengan rakyatku dan membantu mereka secara langsung."

Dewi Cahaya mendengarkan dengan penuh perhatian dan kemudian tersenyum bangga. Dia mengerti keputusan putrinya dan menghormatinya. "Seraphina, kamu telah menunjukkan kebijaksanaan dan keberanian yang luar biasa. Aku melihat betapa besar cinta dan dedikasimu untuk rakyatmu. Keputusanmu untuk menjadi ratu adalah pilihan yang mulia. Dewi Cahaya berkata kepada anaknya, “Aku yakin bahwa kamu akan terus membawa kebahagiaan dan keadilan bagi mereka."

Ratu Seraphina merasa lega mendengar kata-kata ibunya. Mereka berpelukan erat, merasakan kehangatan dan cinta yang saling mengalir di antara mereka. Dewi Cahaya memberikan berkatnya kepada putrinya dan berjanji untuk selalu melindunginya dalam perjalanan kepemimpinannya.

Seraphina mengajarkan tentang keberanian, kebijaksanaan, dan kebaikan hati yang dapat mengatasi kegelapan dan membawa cahaya ke dalam dunia yang penuh dengan keajaiban. Dan cerita ini mengajarkan kita tentang perbuatan buruk akan berakhir dengan keburukan, cerita ini juga mengajarkan tentang mengikuti panggilan hati kita dan memilih jalan yang benar-benar kita inginkan, meskipun itu berarti mengecewakan harapan orang lain. Seraphina membuktikan bahwa menjadi seorang pemimpin yang baik tidak selalu berarti mengikuti apa yang diharapkan orang lain, tetapi mengikuti impian dan tujuan pribadi kita.

 

Selesai…..!!!!

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.