KASIH SAYANG TANPA BATAS

Jumat, Januari 19, 2024

KASIH SAYANG TANPA BATAS

Oleh : Adik Irma Nuraini

 


Ketika dunia menghakimimu, ketika hidupmu hancur, ketika semua manusia tidak ada yang peduli padamu, percayalah ada satu wanita hebat yang selalu ada disisimu apapun keadaanmu, yang mau menerima semua kekurangan dan kesalahan. Jika dia sudah tiada di dunia ini, do’anya tetap mengalir di hidupmu. Dia adalah ibu. Ibu adalah kunci syurga.

Di desa di lereng gunung merapi, ada gubuk reyot yang di tinggali oleh seorang wanita paruh baya yang bernama Mbah Sarmi. Ia memiliki 1 anak perempuan. 10 tahun yang lalu Mbah Sarmi yang masih berusia 45 tahun masih bersama anak dan suaminya. Anaknya bernama Diana dan suaminya bernama Siman. Diana seorang wanita cantik dan tubuhnya pun bagus, tetapi Diana sangatlah pemalas. Mbah Sarmi bekerja sebagai petani yang mengharap lahan orang lain, begitupun suaminya. Anak gadisnya sangatlah nakal, semua kemauannya harus di turuti, jika tidak Ia akan mengamuk, dan melempar semua barang yang ada di sekitarnya.

"Ya Allah, berikanlah ketabahan pada hatiku, berikanlah hidayah kepada anakku, berikanlah Ia kesuksesan ya Allah, supaya hidupnya tidak menderita seperti aku". Doa Mbah Sarmi setiap selesai sholat.

Ketika matahari mulai memancarkan cahayanya dari ujung timur, Mbah Sarmi dan Mbah siman sudah berada di ladang jagung milik pak sarman. Biasanya Ia hanya mendapatkan 20 sampai 30 ribu sehari. Untuk makan saja sangat pas-pasan. Mbah Sarmi sering ngutang di warung Bu Endang.

"Oalah mbok-mbok kerjo Soko awan teko sore mung entuk semene tokkkk..." Tutur anaknya.

"Sepurane ya ndukk, mbok e mung iso ngewehi koe semene nduk," Kata mbah Sarmi.

"Halahh...semene ki po yo cukup kanggo tuku bedak ku to mbokk.. Aku ki yo bosen mbendino mangan serapah Karo telo." Kata anaknya sambil berteriak.

"Sabar yo ndukkk... wong tuomu ki wong Ora ndue..." ucap Mbah Siman.

Mbah Sarmi hanya bisa diam dan menangis. "Nangiss tok isomu mbok-mbokkk" lanjut anaknya.

Setiap selesai sholat Mbah Sarmi berdoa sambil menangis supaya anaknya sukses dan bisa membeli semua barang yang di inginkannya. Setiap hari Mbah Sarmi lah yang mencuci baju anak gadisnya. Anaknya hanya bersolek setiap hari. Suatu hari ada seorang lelaki tampan dan kaya raya ingin melamar Diana, karena Diana sangatlah cantik.

"Sampean niku Wong wadon ayu, parasmu seng ayu ngawe atiku luluh cah ayuu, nopo... purun sampean rabi kalih kula nduk cah ayu" kata pemuda tersebut.

"Nggeh kang mas...kula purun" ucap Diana.

Mbah Sarmi dan Mbah siman pun menyetujuinya, mereka ingin anaknya hidup enak. Setelah satu Minggu setelah melamar anak gadis Mbah Sarmi, pemuda tampan tersebut menikahi Diana.

Setelah ijab qobul selesai, Diana diminta untuk tinggal bersama suaminya. "Pak... mbok... kula Ajeng mbeto Diana teng kota, nopo angsal??" Kata pemuda yang kini suaminya Diana.

"Enggeh lee...seng ngati-ati yo lee...jogo Diana" ucap Mbah siman.

Mbah Sarmi dan Mbah siman merelakan anak gadisnya di bawa suaminya. Ketika bersalaman "mugo-mugo uripmu Mulyo neng Kono ya nduk" dalam hati Mbah Sarmi menahan tangisnya.

Beberapa bulan setelah anaknya pergi, Mbah siman wafat, karena serangan jantung. Mbah siman wafat ketika di ladang. Mbah Sarmi sangat syok ketika mendengar kabar dari tetangga di sebrang desanya. Mbah Sarmi kini tinggal sendiri di gubuk tersebut. Mbah Sarmi semakin kurus.

"Ya Allah, berikanlah ketabahan kepada hatiku, keikhlasan kepada hatiku, keselamatan kepada anakku." Doa Mbah Sarmi.

10 tahun berlalu, Mbah Sarmi tidak mendapatkan kabar dari anak gadisnya sama sekali. Tetapi Mbah Sarmi selalu berdoa supaya anaknya di sana baik-baik saja. Mbah Sarmi selalu menangis, ketika teringat anaknya. Ia sangat kangen kepada anaknya, walaupun anaknya sangat kualat kepadanya. Mbah Sarmi kini semakin tua, jalannya pun sudah tidak tegak lagi. Ia harus membawa tongkat ketika berjalan.

Diana kini memiliki 2 anak, 1 perempuan dan 1 laki-laki. Diana disana hanya menghambur-hamburkan harta suaminya, Dia hanya bisa bersolek, tidak bisa memasak dan bermalas-malasan. Suami Diana sangatlah kecewa.

"Dekk...kamu ini mbok belajar masak, Kabeh alat bahan yo enek neng dapur" ucap suami Diana.

"Alah-alah masss...aku Ki kesel, Eman-eman kuku ku nek rusak".ucap Diana.

Suami Diana menampar Diana karena dia selalu membantah ketika di nasehati. Karena hal itulah Diana teringat ibunya. Ia ingin pulang kerumah ibunya, tetapi ia takut kalau ibunya menolak karena Ia sudah bertahun-tahun tidak memberi kabar. Dengan ragu-ragu Diana pulang kerumahnya yang dulu. Rumah yang dulu kokoh sekarang reyot tak terawat. "(Tok..tok..tokk..) mbokkk.”

Diana mengetuk pintu rumah. Mbah Sarmi yang selesai sholat segera menghampiri Pitu tersebut, ketika Mbah Sarmi membuka pintu, ia heran ketika melihat gadis cantik yang membawa anaknya di depan pintu. Mbah Sarmi tidak mengenali anak gadisnya.

"Kulo Diana mbokk... anak e simbokk" tutur Diana sambil menahan tangisnya. Seketika mbah Sarmi memeluk Diana.

"Pak e mana mbok??" Tanya Diana.

"Pakmu wes Sedo ndukk" kata simbok sambil menangis.

Diana menangis tersedu-sedu. Lalu Diana datang ke makan Mbah siman. Diana mendoakan dan meminta maaf atas semua perbuatannya.

"Pakkkk...ngapunten nggeh pakk, Diana salah pakk...Diana nyesel pakk.. ngapunten nggeh pakk" kata Diana sambil memeluk makam Mbah siman.

Setelah beberapa hari dirumah Mbah Sarmi, diana di cari suaminya. Diana disuruh pulang kerumah suaminya.

"Dekk...sampean teng pundi??maafin mas nggeh dekk." Ucap suaminya di dalam telefon. Diana menangis.

"Ngopo ndukk??" Tanya Mbah Sarmi.

"Aku wingi bar di kaplok kalih mas Andra mbok." kata Diana.

"Lha koe salah opo nduk??" Ucap Mbah Sarmi.

"Kula mboten saget nopo-nopo mbok, mboten saget masak..."kata Diana.

"Simbok bakal ngajari koe nduk...purun mboten??" Kata Mbah Sarmi.

"Purun mbok..." Kata Diana.

Setelah 2 hari berlalu Diana kini sudah mulai bisa memasak. Ketika sedang memasak ada yang mengetuk pintu di luar.

(Tok...tok..tok...) "sinten????" Ucap Diana sambil memasak.

"Dekk...Niki mass" ucap suami Diana yang ingin menjemput Diana.

"Mlebet mass..." Ucap Diana.

Suami Diana kaget dan terharu ketika diana mau belajar memasak.

"Mass...mang cicipi Niki" kata Diana kepada suaminya.

(Srupp) "uwenakk dekk", kata suami Diana.

"Aku mrene Iki arep njemput sampean dek, kang mas minta maaf sampun kasar kalih sampean" kata suami Diana.

"Tapi mass..." Kata Diana.

"Tapi Nopo dek?" Sahut suaminya.

"Simbok sakniki Urip piambakan...pake nggeh sampun Sedo,kula mboten Tego mas" kata Diana.

"Simbok bakal tak Jak e teng mriko dek, mengko ben enten seng ngrumat simbok."

"Enggeh mas...nunggu simbok wangsul saking saben". Kata Diana.

Sekarang Diana merawat Mbah Sarmi dengan tulus.

Setelah beberapa tahun di kota, Mbah Sarmi meninggal dunia karena usianya. Hati Diana sangat terpukul, Ia masih menyesal, karena belum bisa membahagiakan ibunya, dia masih merasa belum cukup untuk memmbalas jasa-jasa ibunya. Diana kini menjadi manusia yang baik hati.

Apapun keadaan kita, Ibulah yang mau menerima kita apa adanya. Ibumu tidak akan pernah menolakmu Sayangilah ibumu sebelum ia tiada. Karena ibumu adalah kunci syurgamu. Jangan sekali-kali membantah orang tuamu, jangan bosan-bosan membantu orang tuamu. Sebelum semua itu terlambat.

 

SELESAI

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.