TEMPAT BERTEDUH YANG INDAH

Rabu, Desember 27, 2023

 TEMPAT BERTEDUH YANG INDAH

Penulis  : As Sifa Asfi Indika

 

Picture : IG Okyarisandi

Namaku Dennis, Aku lahir dari keluarga yang cukup, bukan berkecukupan, kira-kira kalian tahu gak kenapa Aku bilang seperti itu? Karena ketika Aku membutuhkan sesuatu kepada orang tua ku harus bekerja keras dulu untuk dapat memenuhi kebutuhan ku itu, bukan seperti anak berkecukupan lainnya yang minta langsung ada tanpa harus berusaha keras untuk mendapatkannya. Meskipun nasibku seperti itu, semua Aku syukuri karena Aku masih mempunyai keluarga yang selalu menemaniku.

 

Di dalam keluargaku, Aku bukanlah anak tungal. Aku masih memiliki kakak laki laki, yang bernama Zaki. Ya,,,.. mungkin sudah sewajarnya ketika ada dua bersaudara pasti ada yang rese, suka mengganggu. Itu lah sikap kakakku kepada ku, walaupun kadang Aku juga seperti itu. Akan tetapi disetiap perdramaan antar saudara terjadi pasti ada salah satu orang tua yang membela, ya, orang tua itu bukan lain adalah ibuku. Ibuku bernama Turni, banyak yang mengira ibuku ini adalah orang tua yang galak, karena raut mukanya, akan tetapi sebenarnya ibuku itu memiliki pribadi yang baik. Walaupun pernah marah juga sih, Ketika anaknya melakukan sesuatu yang salah. Tetapi apapun itu ibukulah yang paling is the best.

Aku juga memiliki seorang ayah yang baik, karena ibuku sudah banyak bicara, ayahku memiliki sifat yang pendiam tidak mau banyak memberikan komentar. Begitulah keluargaku yang mempunyai karakter yang berbeda, namun saling melengkapi satu sama lain yang membuatku merasa bangga memiliki mereka.

 

****

 

Ketika Aku masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, ada sebuah pembukaan pemilihan PASKIBRAKA atau pasukan pengibar bendera pusaka tingkat Kabupaten, Aku ingin sekali mengikuti itu, Ketika Aku di rumah dan pada saat keluargaku sedang berkumpul, Aku pun mendekati Ibuku untuk bercerita sekaligus meminta pendapatnya.

“Bu, kalau semisal aku ikut seleksi PASKIBRA KABUPATEN gimana?” Tanyaku pada ibuku yang sedang kaget tiba tiba aku bertanya seperti itu.

 “Ya kalau kamu memang mau dan minat lakukan aja itu semua, Ibu hanya bisa mendukung do’a Nak”. Jawab Ibuku pasrah menentukan pilihan anaknya.

Aku lebih memilih bercerita dan minta pendapat kepada ibuku karena ibuku lah yang mau mendengarkan semua keluh kesah anaknya, sekalipun Dia sedang letih sehabis bekerja dan banyak pikiran kebutuhan bulanan rumah tangga.

 

****

Pagi pun tiba, ini saatnya aku mengikuti seleksi PASKIBRAKA Kabupaten, tempat seleksi itu bukan di sekolah tapi di Stadion. Pesertanya pun sangat banyak dan mereka antusias untuk mengikuti seleksi ini, persyaratannya sangat banyak dan benar-benar pengalaman yang luar biasa dalam hidupku. Terlebih lagi seleksinya pun sangat objektif dan Aku pun tetap percaya diri dengan kemampuan yang ku miliki saat ini.

 

Seleksinya dimulai dengan administrasi, sebelum berangkat Aku pun mengecek semua kelengkapan berkas-berkas yang harus dibawa. Setelah ku rasa lengkap Aku pun langsung bergegas ke tempat seleksi. Di sana sudah banyak anak se usia ku yang mendaftar juga.

 

Setelah seleksi awal selesai, Aku pun bergegas pulang. Aku tidak Kembali ke sekolah karena sudah mendapatkan surat dispensasi dari sekolah untuk langsung pulang. Setelah sampai di rumah hati ku pun sangat tidak karuan untuk menunggu hasil seleksi pertama ini, karena ini lah jalan awalku untuk melanjutkan seleksi berikutnya. Ketika aku sampai rumah, ternyata rumahku kosong karena Ayah dan Ibuku masih bekerja di ladang. Ketika senja mulai terlihat kedua orang tuaku baru pulang dari ladang. Seperti biasa ketika waktu malam tiba, aku dan keluarga ku sedang berkumpul untuk bercerita cerita, kemudian ibuku bertanya kepadaku

“Gimana Nak tadi seleksinya? lancar?”

Alhamdulillah Bu, lancar, tadi juga banyak teman teman se umuran ku yang mendaftar juga.” Jawabku.

”Hasilnya sudah keluar belum nak?” tanya ibuku lagi.

”Belum Bu do’akan saja supaya Aku bisa lolos seleksi awal ini,” pintaku memohon doa Ibu.

 

****

Pada paginya aku mendapat kabar bahwa hasil seleksi pertama akan diumumkan lewat website pemerintah kabupaten, Aku dan keluargaku pun tak sabar melihat hasil seleksinya, mungkin ini lah pertama kali anak seorang petani yang sedang berjuang untuk dapat membanggakan kedua orang tua nya. Di saat ini orang tua dan keluargaku terutama Ibuku selalu menyemangati, ibuku juga menasehati ku agar tidak terlalu berharap, supaya nanti kalau hasilnya tidak sesuai harapan tidak terlalu kecewa. Dan hasilnya, Alhamdulillah Aku lolos seleksi tahap awal ini, disitulah Aku dan keluargaku sangat senang sekali dan sangat bersyukur kepada Allah SWT. Hal pertama yang Aku lakukan setelah membaca pengumuman itu ialah aku memeluk dan mencium Ibuku karena beliaulah yang selalu menyemangati dan menasehatiku.

 

Setelah seleksi tahap awal ini selesai Aku pun masih harus melanjutkan perjalananku yang selanjutnya, karena perjalanan ku masih sangat panjang untuk dapat sampai di garis akhir untuk mendapat gelar kebanggaan yang ku impikan yaitu pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibra) tingkat Kabupaten.

 

Seleksi yang dilakukan oleh panitai sangat banyak, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Namun bagiku itu semua terasa ringan karena dibalik itu semua ada semangat, dukungan dan do’a dari Ibuku dan keluarga yang tak kenal henti menyemangati diriku supaya tetap semangat. Aku harus finish di garis akhir karena ada keluarga yang harus Aku banggakan dan Aku angkat tinggi derajatnya. Ibuku tiada kata bosan untuk terus menasehatiku, yang paling Aku ingat sampai saat ini adalah “Nak, Ibu tidak menuntutmu menjadi anak yang berprestasi, tapi ibu hanya minta kamu untuk menjadi anak yang baik budi pekertinya”.  Kata kata itu lah yang saat ini menjadi motivasi hidupku dan pemacu semangatku untuk terus berjuang sampai berhasil.

 

Setelah semua syarat seleksi selesai, Aku pun masih harus melakukan latihan rutin terlebih dahulu kalau nanti lolos dalam penentuan akhir. Penentuan akhir ini hanya diambil tujuh puluh empat anak saja. Hasilnya pun akhirnya diumumkan, dan jantungku terasa deg deg an karena ini lah salah satu jalan ku untuk dapat membahagiakan orang tua ku. Aku tidak tahu kalau seandainya Aku tidak lolos apakah Aku akan masih semangat untuk menatap masa depan?

 

Setelah menunggu cukup lama dengan ditambah rasa yang tak karuan, setelah panitia merilis nama-nama peserta yang lolos dan disitu tertulis dengan jelas “SELAMAT ANDA LULUS SELEKSI”, seketika itu hati bercampur aduk, senang, terharu, bahagia, dan berjuta rasa yang tak bisa ku tuliskan disini. Pokoknya semuanya lah tidak bisa di ungkapkan dalam kata-kata, begitu juga dengan Ibu dan keluargaku begitu senang dan syukur atas keberhasilan ku ini.

 

Seperti yang Aku katakan sebelumnya, setelah hasilnya keluar dan akhirnya lolos, Aku pun harus mengikuti pelatihan dan pembinaan fisik di tempat yang akan di jadikan untuk pelaksanaan upacara HUT RI pada 17Agustus mendatang. Latihanku kali ini berjalan selama satu bulan lebih. Jika di hitung dari awal seleksi sampai akhir latihan mungkin kurang lebih memakan waktu hingga empat bulan. Meskipun terlihat lama akan tetapi semua itu Aku lakukan dengan senang hati. Bagaimana tidak senang, seorang anak petani di desa bisa menjadi salah satu pengibar bendera pusaka di tingkat Kabupaten bagiku merupakan prestasi yang sangat membanggakan bagi keluargaku. Awal latihanku di mulai dengan pembinaan fisik dan mental. Mungkin baru awal latihan, fisikku pun masih belum kuat dan aku pun jatuh pingsan. Namun ternyata juga tidak hanya Aku saja yang jatuh pingsan pada hari pertama latihan, ada banyak juga teman seperjuanganku yang pingsan juga. Hari kedua dan seterusnya akhirnya Aku kuat untuk menjalani Latihan.

 

Singkat cerita setelah sebulan lebih Aku latihan, akhirnya pun datang tanggal yang di nantikan, yaitu tanggal 17 Agustus. Satu hari sebelum pengibaran ternyata ada undangan untuk orang tua datang ke lokasi upacara agar dapat melihat putra putrinya mengibarkan sang merah putih di depan kepala daerah (Bupati). Aku sebenarnya ingin sekali Ibuku yang datang karena dari awal sampai saat ini, Ibukulah yang selalu medukung dan menyemangatiku untuk dapat terus semangat, akan tapi karena Ibuku tidak bisa mengenderai motor sendiri, akhirnya di gantikan oleh Ayahku. Aku bukannya tidak senang, namun karena aku lebih dekat dengan Ibuku, maka akan lain cerita dan rasa bangga ini jika Ibuku dapat melihatku secara langsung anaknya dapat mewujudkan mimpinya.

Setelah selesai mengibarkan dan menurunkan sang merah putih, Aku dan teman-temanku serta semua pelatih berpamitan dan saling memberi kesan dan pesan selama latihan. Akhirnya pun kita harus Kembali ke sekolah masing-masing karena Latihan telah usai. Cerita ini pun suatu saat nanti akan ku tunjukkan kepada anak dan cucuku kelak, bahwa Aku yang merupakan anak seorang petani mampu bersaing meraih mimpi demi mengangkat kehormatan keluarga. Harapan saya semoga kisah ini akan terus berlanjut untuk mewujudkan mimpi-mimpi lainnya di kemudian hari.

 

SELESAI

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.